Jika tahun 2013 lalu saya membiarkan blog yang dibuatkan oleh suami ini tetap kosong, barangkali saya masih menjadi Arin yang dulu; yang rendah diri, rapuh, pesimis, dan sering merasa inferior. Alhamdulillah, 2013 menjadi titik balik semua itu. Dan hari ini, saya, dengan bangga menjadi narablog atau blogger untuk www.kayusirih.com dan www.mamakepiting.com.
~~~
Seringkali kita mendikte Allah, agar kita seharusnya begini, begitu, diberi ini, diberi itu. Padahal, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik juga di mata Allah. Dan setelah berumur 30 tahun, saya baru benar-benar bisa memahami nasihat ini. Apa yang saya lewati dalam hidup ini, adalah hal terbaik yang sudah Allah beri.
Saya tak menyangka, cita-cita saya untuk menjadi seorang penulis akan tercapai setelah menikah. Bayangan saya saat memutuskan menikah dulu, saya akan tetap menjadi seorang pengajar, dan profesi sebagai penulis akan tetap menjadi sebuah angan-angan. Kenapa? Karena meskipun saya suka menulis, tetapi saya merasa tak terlalu cakap melakukannya. Waktu sekolah saja, setiap kali ada soal mengarang, nilai saya hanya mentok di angka 75. Namun, jauh di lubuk hati yang paling dalam, saya punya keinginan agar bisa berkarya di bidang tulisan, seperti Asma Nadia, idola saya di masa itu.
2013 Menjadi Titik Balik
Sebelum tahun 2013, saya pernah merasa terpuruk. Saya sering merasa menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Saya pernah merasa menyesal karena menikah terlalu cepat, padahal, menikah muda adalah impian saya. Setelah impian saya menjadi nyata, saya malah menyesalinya. Padahal lagi, saya menikah tanpa dipaksa, dengan laki-laki yang juga saya pilih sendiri dan juga sangat saya cinta. Namun saat itu, jika Doraemon itu nyata adanya, barangkali saya sudah minta tolong padanya untuk mengirim saya kembali ke tahun-tahun sebelumnya.
Begitulah, rentetan-rentetan penyesalan itu selalu menjadi bayang-bayang. Sampai saya berada di titik di mana saya menyadari bahwa ternyata yang saya butuhkan hanyalah teman. Saya butuh kesibukan. Saya terlalu jenuh berada di rumah, dengan rutinitas yang itu-itu saja. Memasak, mencuci, mengasuh anak, begitu terus setiap hari.
Sebagai perantau di Kota Bengawan ini, kami berdua memang tak memiliki sanak saudara. Praktis, saya sama sekali tak punya teman bicara. Sungguh, apa yang saya alami saat awal menikah dulu, amat kontras dengan pekerjaan saya sebelumnya sebagai guru TK, yang banyak berbicara, banyak bernyanyi, dan banyak tertawa.
Mau kembali bekerja (mengajar), suami tak mengizinkan. Alasannya, saya lebih berkewajiban mendidik anak sendiri daripada anak orang lain. Karena menjadi istri sholihah adalah cita-cita saya, maka saya mematuhi semua perintah dan larangannya. Kan, ridho Allah tergantung ridho suami kita. Lagipula, tak ada alasan bagi saya untuk membantahnya. Jika bekerja hanya soal materi, alhamdulillah, semua kebutuhan saya dipenuhinya.
Lambat laun, suami sebagai garwa alias sigaraning nyawa alias belahan jiwa saya, akhirnya menyadari hal lain yang dibutuhkan istrinya. Kesibukan.
Tidak, beliau belum mengizinkan saya mengajar, karena anak pertama kami saat itu masih berusia 2 tahun. Beliau hanya menyuruh saya mencari komunitas untuk belajar menulis di facebook, supaya ketika berselancar di dunia maya ada manfaat yang saya dapatkan.
Ya, sebelumnya, facebook hanya membuat saya patah hati. Facebook lah yang memupuk perasaan iri dan dengki. Saat melihat teman-teman seangkatan bermetamorfosis menjadi orang-orang yang sukses, hati saya perih. Ya itu tadi, saya menjadi semakin rendah diri, minder, pesimis, dan inferior.
Namun kali ini, saya membuka facebook dengan tujuan lain, yaitu belajar. Ada banyak komunitas yang saya ikuti. Alhamdulillah, saat itu syarat untuk bergabung menjadi anggota komunitas tak terlalu rumit. Bahkan, ada komunitas yang tidak menetapkan syarat apapun. Pokoknya, mau gabung, hayuk aja.
Dari komunitas-komunitas yang saya ikuti itu, saya memiliki banyak teman baru. Seiring bertambahnya teman, bertambah pula wawasan, tentang bagaimana cara mengirim tulisan ke media cetak, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya saya melihat salah satu teman maya saya membagikan tulisan blog-nya.
Ah, saya jadi teringat blog ini, blog yang dibuatkan oleh suami sejak 2010 lalu. Blog ini sebelumnya tak pernah terisi, karena saya yang kurang percaya diri. Saya tak pernah mencoba menulis di blog ini, karena saya sudah terlanjur menghakimi diri saya sendiri. Saya menafikan sebuah nasihat yang berbunyi "Alah bisa karena biasa".
Dari sini, sebenarnya suami saya sudah memahami ketertarikan saya di dunia tulis-menulis. Hanya saja, beliau kurang gereget memotivasi saya. Hehe... Saya terlambat menyadari bahwa suami saya tak hanya melarang tanpa memberikan solusi. Lewat blog ini, beliau menyiapkan kegiatan pengganti agar saya tetap bisa menyibukkan diri. Namun, saya tak bisa menangkap maksudnya secara utuh. Ya, namanya juga laki-laki, lebih sering mengungkapkan sesuatu dengan kode yang susah dimengerti. Ups...
Saya pun memberanikan diri menulis di blog ini, meski saya menyadari bahwa tulisan saya biasa-biasa saja. Semakin lama, tulisan saya semakin banyak, dan hal itu mendorong saya untuk bergabung dengan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB).
Dari mengeblog ini, setidaknya ada 4 manfaat yang saya dapatkan, antara lain;
1. Teman
Ini sudah tentu. Apalagi di Solo, dua bulan lalu sudah diresmikan KEB Chapter Solo. Alhamdulillah. Dan selama hampir 3 tahun ini, setiap dua bulan sekali, Mbak Ety Abdoel selalu saja punya ide untuk membuat acara bernama Arisan Ilmu. Dari kegiatan ini, saya bisa berjumpa dengan teman-teman.
Sungguh, bertemu mereka dua jam saja sudah membuat saya bahagia. Pulang dari acara, biasanya saya menjadi lebih ramah pada anak-anak, hehe... Tuh kan, jika ibu bahagia, anak-anak pun akan bahagia. Makanya, untuk para suami, bahagiakan ibu dari anak-anakmu, niscaya anak-anakmu akan bahagia selalu. :)
2. Ilmu
Dari grup-grup blogger saya mendapatkan banyak ilmu. Dulu, saya sangat gaptek. Sekarang, lumayan lah. Setidaknya saya sedikit paham apa itu niche blog, DA/PA, SEO, bounce rate, dll. Ya, meski yang saya ketahui baru seujung kuku saja sih, hehe...
Dan seperti yang saya tuliskan di atas, KEB Solo sering mengadakan Arisan Ilmu. Kegiatan ini tentu saja sangat bermanfaat untuk saya dan teman-teman lainnya.
3. Pengalaman
Saya tak pernah menyangka bahwa wajah saya akan muncul di televisi. Jika saya tak menjadi seorang narablog / blogger, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Selain itu, kebetulan dalam waktu dekat KEB Solo akan mengadakan sebuah acara yang bertajuk KEB Intimate. Jujur, saya bangga dan bahagia bisa ikut terlibat di dalamnya.
4. Materi
Meski penghasilan saya dari blog belum bisa menyamai penghasilan blogger hits lainnya, tapi alhamdulillah, saya sangat mensyukuri segalanya. Dari blog, saya bisa menyisihkan untuk bapak, untuk adik, untuk saya sendiri, dan untuk anak-anak. Alhamdulillah...
Oya, tak hanya uang yang saya dapatkan. Dari berbagai giveaway yang saya ikuti, saya pernah mendapat buku, baju, dan pernak-pernik lainnya. Alhamdulillah...
~
Seringkali kita terlambat menangkap maksud Tuhan. Terkadang kita mengutuk diri sendiri, sebab tetakdir yang kita alami. Padahal jika kita mau bersabar, jika kita mau berpikir jernih, ada hikmah yang bisa kita dapatkan.
Dari perjalanan hidup saya di atas, saya jadi teringat dengan sebuah pesan yang pernah dosen saya katakan.
Well, tak perlu menunggu segalanya sempurna untuk bisa bahagia, karena kebahagiaan itu dicipta, bukan diminta.
Begitulah, rentetan-rentetan penyesalan itu selalu menjadi bayang-bayang. Sampai saya berada di titik di mana saya menyadari bahwa ternyata yang saya butuhkan hanyalah teman. Saya butuh kesibukan. Saya terlalu jenuh berada di rumah, dengan rutinitas yang itu-itu saja. Memasak, mencuci, mengasuh anak, begitu terus setiap hari.
Sebagai perantau di Kota Bengawan ini, kami berdua memang tak memiliki sanak saudara. Praktis, saya sama sekali tak punya teman bicara. Sungguh, apa yang saya alami saat awal menikah dulu, amat kontras dengan pekerjaan saya sebelumnya sebagai guru TK, yang banyak berbicara, banyak bernyanyi, dan banyak tertawa.
Ngeblog Membuatku Waras |
Mau kembali bekerja (mengajar), suami tak mengizinkan. Alasannya, saya lebih berkewajiban mendidik anak sendiri daripada anak orang lain. Karena menjadi istri sholihah adalah cita-cita saya, maka saya mematuhi semua perintah dan larangannya. Kan, ridho Allah tergantung ridho suami kita. Lagipula, tak ada alasan bagi saya untuk membantahnya. Jika bekerja hanya soal materi, alhamdulillah, semua kebutuhan saya dipenuhinya.
Lambat laun, suami sebagai garwa alias sigaraning nyawa alias belahan jiwa saya, akhirnya menyadari hal lain yang dibutuhkan istrinya. Kesibukan.
Tidak, beliau belum mengizinkan saya mengajar, karena anak pertama kami saat itu masih berusia 2 tahun. Beliau hanya menyuruh saya mencari komunitas untuk belajar menulis di facebook, supaya ketika berselancar di dunia maya ada manfaat yang saya dapatkan.
Ya, sebelumnya, facebook hanya membuat saya patah hati. Facebook lah yang memupuk perasaan iri dan dengki. Saat melihat teman-teman seangkatan bermetamorfosis menjadi orang-orang yang sukses, hati saya perih. Ya itu tadi, saya menjadi semakin rendah diri, minder, pesimis, dan inferior.
Namun kali ini, saya membuka facebook dengan tujuan lain, yaitu belajar. Ada banyak komunitas yang saya ikuti. Alhamdulillah, saat itu syarat untuk bergabung menjadi anggota komunitas tak terlalu rumit. Bahkan, ada komunitas yang tidak menetapkan syarat apapun. Pokoknya, mau gabung, hayuk aja.
Dari komunitas-komunitas yang saya ikuti itu, saya memiliki banyak teman baru. Seiring bertambahnya teman, bertambah pula wawasan, tentang bagaimana cara mengirim tulisan ke media cetak, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya saya melihat salah satu teman maya saya membagikan tulisan blog-nya.
Ah, saya jadi teringat blog ini, blog yang dibuatkan oleh suami sejak 2010 lalu. Blog ini sebelumnya tak pernah terisi, karena saya yang kurang percaya diri. Saya tak pernah mencoba menulis di blog ini, karena saya sudah terlanjur menghakimi diri saya sendiri. Saya menafikan sebuah nasihat yang berbunyi "Alah bisa karena biasa".
Dari sini, sebenarnya suami saya sudah memahami ketertarikan saya di dunia tulis-menulis. Hanya saja, beliau kurang gereget memotivasi saya. Hehe... Saya terlambat menyadari bahwa suami saya tak hanya melarang tanpa memberikan solusi. Lewat blog ini, beliau menyiapkan kegiatan pengganti agar saya tetap bisa menyibukkan diri. Namun, saya tak bisa menangkap maksudnya secara utuh. Ya, namanya juga laki-laki, lebih sering mengungkapkan sesuatu dengan kode yang susah dimengerti. Ups...
4 Manfaat Ngeblog |
Saya pun memberanikan diri menulis di blog ini, meski saya menyadari bahwa tulisan saya biasa-biasa saja. Semakin lama, tulisan saya semakin banyak, dan hal itu mendorong saya untuk bergabung dengan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB).
Dari mengeblog ini, setidaknya ada 4 manfaat yang saya dapatkan, antara lain;
1. Teman
Ini sudah tentu. Apalagi di Solo, dua bulan lalu sudah diresmikan KEB Chapter Solo. Alhamdulillah. Dan selama hampir 3 tahun ini, setiap dua bulan sekali, Mbak Ety Abdoel selalu saja punya ide untuk membuat acara bernama Arisan Ilmu. Dari kegiatan ini, saya bisa berjumpa dengan teman-teman.
Sungguh, bertemu mereka dua jam saja sudah membuat saya bahagia. Pulang dari acara, biasanya saya menjadi lebih ramah pada anak-anak, hehe... Tuh kan, jika ibu bahagia, anak-anak pun akan bahagia. Makanya, untuk para suami, bahagiakan ibu dari anak-anakmu, niscaya anak-anakmu akan bahagia selalu. :)
Belajar membuat infografis bersama Teh Langit Amaravati |
2. Ilmu
Dari grup-grup blogger saya mendapatkan banyak ilmu. Dulu, saya sangat gaptek. Sekarang, lumayan lah. Setidaknya saya sedikit paham apa itu niche blog, DA/PA, SEO, bounce rate, dll. Ya, meski yang saya ketahui baru seujung kuku saja sih, hehe...
Dan seperti yang saya tuliskan di atas, KEB Solo sering mengadakan Arisan Ilmu. Kegiatan ini tentu saja sangat bermanfaat untuk saya dan teman-teman lainnya.
3. Pengalaman
Saya tak pernah menyangka bahwa wajah saya akan muncul di televisi. Jika saya tak menjadi seorang narablog / blogger, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Persiapan sebelum live di MTA TV |
Selain itu, kebetulan dalam waktu dekat KEB Solo akan mengadakan sebuah acara yang bertajuk KEB Intimate. Jujur, saya bangga dan bahagia bisa ikut terlibat di dalamnya.
4. Materi
Meski penghasilan saya dari blog belum bisa menyamai penghasilan blogger hits lainnya, tapi alhamdulillah, saya sangat mensyukuri segalanya. Dari blog, saya bisa menyisihkan untuk bapak, untuk adik, untuk saya sendiri, dan untuk anak-anak. Alhamdulillah...
Oya, tak hanya uang yang saya dapatkan. Dari berbagai giveaway yang saya ikuti, saya pernah mendapat buku, baju, dan pernak-pernik lainnya. Alhamdulillah...
~
Seringkali kita terlambat menangkap maksud Tuhan. Terkadang kita mengutuk diri sendiri, sebab tetakdir yang kita alami. Padahal jika kita mau bersabar, jika kita mau berpikir jernih, ada hikmah yang bisa kita dapatkan.
Dari perjalanan hidup saya di atas, saya jadi teringat dengan sebuah pesan yang pernah dosen saya katakan.
Berjalanlah di atas kekuranganmu, maka kamu akan unggul di situ. ~ Mr. Supeno
Well, tak perlu menunggu segalanya sempurna untuk bisa bahagia, karena kebahagiaan itu dicipta, bukan diminta.