Kalau teman-teman sering baca kayusirih.com, biasanya tiap tanggal 19 ada label khusus dengan hestek BloggerKAH. FYI, BloggerKAH tuh isinya Arin,
Mbak Ran dan Mbak Widut. Kenapa dinamakan BloggerKAH? Sebenarnya nama ini aku
yang usulin, sih. KAH adalah inisial nama anak-anak kami; Kevin (anaknya Mbak
Widut), Amay Aga (anakku) dan setahun belakangan ada Alisha (anaknya Mbak Ran),
juga Han (anaknya Mbak Ran).
Kami dipersatukan oleh grup Arisan Link dari Blogger
Perempuan. Sebelumnya kutak mengenal mereka, karena meski kami sama-sama
blogger, tapi circle pertemanan kami berbeda. Awal-awal ada grup arisan link BP
itu, kami bertiga merasa nyambung satu sama lain, hingga kami memutuskan untuk
ikut lomba me-review novel
Sitti Nurbaya. Nggak ada yang menang di antara kami bertiga, jadi adil ya?
Hahaha...
Nah, untuk kolaborasi bulan ini, kami memutuskan untuk
mengulik karakter kami bertiga. Ini Mbak Ran yang ngusulin sejak akhir bulan
lalu. Nggak tau tuh, orangnya ngebet banget dan paling semangat nulisnya. Dan
fakta memang membuktikan, doi selesai duluan nulisnya.
Kalau mau baca tulisan Mbak Ran, baca di sini ya: Hal
yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Personil BloggerKAH
Tulisan Mbak Widut ada di sini: Mereka Bertanya Tentang Sahabat Rasa Saudara #BloggerKAH
Jujur ya, kurang lebih 2,5 tahun mengenal mereka, hari-hariku
jadi lebih berwarna. Sebenarnya aku pernah nulis tentang Mbak Ran dan Mbak
Widut di sini
dan di sini
lho, tapi kan dulu belum kenal banget nget nget... Apalagi dulu tuh cuma
sekedar memenuhi kewajiban arisan link aja.
Dan untuk saat ini...
Mbak Ran di Mataku
Sosok Wanita Karir yang Strong
Kalau kami, jam 6 masih males-malesan, doi udah nongkrong di
kantor. Mbak Ran tiap hari bangun pagi banget untuk nyiapin semuanya, termasuk
mandiin Mas Han dan baby Alisha. Habis itu, Mbak Ran bermigrasi ke rumah
ibundanya untuk menitipkan Alisha. Pulang kantor, Alisha diambil lagi untuk
dibawa pulang. Begitu setiap hari.
Aku bayanginnya aja udah capek... Makanya memang aku nggak
layak banget jadi wanita karir.
Pinter Atur Uang
Di antara kami bertiga, Mbak Ran paling jago dalam mengelola
keuangan. Mbak Ran yang ngajari kami untuk misahin uang anak-anak dengan uang
pribadi. Aku udah mulai nyoba sih, meski ujung-ujungnya kalau pas ada keperluan
mendadak, uang anak-anak kepake juga. Hiks...
Pengetahuannya Luas
Sama kayak Mbak Widut, Mbak Ran ini punya pengetahuan yang
luas. Apalagi setelah bergabung dengan Institut Ibu Profesional dan Kudus
Babywearers, aku yang lebih dulu menikah dan lebih dulu punya anak dibanding
mereka, malah jadi orang yang paling kudet di grup ini. Pity me...
Rani R Tyas |
Paling Logis
Kalau pas aku curhat di grup, biasanya Mbak Widut ikut baper.
Begitu juga saat Mbak Widut curhat, aku ikut baper. Nah, tapi orang yang satu
ini, suka ngasih nasihat yang logis. Nggak ikut baper, nggak ikutan menye-menye, tapi des des des, gitu.
Kadang aku merasa, hih Mbak Ran koq nggak ngerti perasaanku sih (namanya juga
mood lagi jelek, yekan..). Tapi besoknya ketika mood-ku udah kembali normal,
aku pikir-pikir lagi kalau saran Mbak Ran memang masuk akal.
Hehe, aku kadang suka lola emang. Loading-nya lama.
Tetep Absurd
Ini aku udah tau dari awal kenal sih. Mbak Ran juga mengakui
sendiri kalau dia tuh paling absurd. Ke-absurd-annya tuh kayak gini misalnya;
Tiba-tiba di grup, doi muncul dengan tulisan yang agak panjang. Kirain mau
curhat tentang apaaa gitu kan... Ternyata dia cuma mau cerita tentang sosok seperti di bawah ini:
inget Mbak Ran, inget ini. #eh |
Penasaran nggak sama ceritanya Mbak Ran? Intinya, beberapa malam sebelumnya, dia lihat sebuah bis yang membawa karyawan pabrik lewat depan rumahnya. Lampu di dalam bis menyala terang.
Dan yang menarik perhatiannya adalah sesosok perempuan berambut panjang
acak-acakan, berbaju putih, dan berwajah pucat, duduk di belakang.
Nyebelin kan?
Makanya di tulisanku tentang Mbak Ran 2 tahun lalu, kusebut
dia sebagai “cenayang jadi-jadian” dan “Nyai Ran”. Habisnya selain suka
sok-sokan meramal, Mbak Ran juga suka banget cerita tentang hal-hal mistis
gitu. Aku curiga, jangan-jangan poci di rumah ini tu dikirim Mbak Ran dari
Kudus. Hahahaha... Becandaaa...
Kalau teman-teman pengen bacaan yang rada mistis juga, baca
ini ya: Saat
“Dia” Tertawa di Sampingku. Tulisan itu juga hasil kolaborasi sama
BoggerKAH. Siapa yang usul tema itu? Mbak Ran lah, haha...
Duh, nulis tentang Mbak Ran aja udah lebih dari 500 kata. Kita
pindah ke Mbak Widut yaa...
Mbak Widut di Mataku
Paling Baperan
Setuju sama Mbak Ran, dari kami bertiga, yang level
baperannya paling parah adalah Mbak Widut aka emaknya K ini. Sebentar dia
ketawa, terus sebentar kemudian dia bisa nangis. Ketawa sama nangisnya pake
emoticon doang sih.. Hahaha.. Ya kan di WA Grup ah, gimana to?
Nggak Tegaan
Kalau teman-teman mampir ke blognya, di sisi kanan Mbak Widut
menuliskan bahwa ia adalah seorang deaf
blogger. Ya, Mbak Widut mengalami HoH atau Hard of Hearing. Dan kadang, ada orang-orang tak punya hati yang
menertawakan kekurangannya ini.
Mbak Widut yang baperan curhat di grup. Dia sedih sekaligus
marah. Aku pun sering kebawa emosi, sampai-sampai sering kusarankan untuk
membalas perbuatan mereka ini. Duh, aku tuh gimana ya? Dicurhati, bukannya
bantu menenangkan, malah nambah-nambahi beban. Jangan ditiru yaa... Tapi orang
kayak gitu sesekali memang perlu dikasih pelajaran. *wkwwk *tetepemosi
Alhamdulillah, Mbak Widut ini hatinya luar biasa, nggak kayak Arinta. Ketika di lain waktu orang yang menghinanya ini butuh uang, Mbak Widut tetap
mau meminjamkan. Alasannya apa lagi kalau bukan karena nggak tega dan merasa kasihan?
Paling Paham Coding
Urusan blog, aku sering tanya-tanya sama Mbak Widut. Kalau
pas rada rumit, dia akan tanya suaminya, yang kusebut Abahe K. Mbak Widut dan
suaminya itu seperti tumbu ketemu tutup.
Mereka adalah Blogger Sejoli (mereka punya blog yang dikelola bareng, namanya
bloggersejoli) yang sering aku repoti.
Nih, gara-gara mereka nih aku jadi manja. Waktu Abahe K
bilang, “Blogmu belum https, Mbak,” aku langsung jawab, “Bantuin!” Hahaha,
dasar Arin, paling males kalo disuruh mikir. Dan tau nggak, besoknya aku
dibikin terharu karena blogku udah https semua. Ya Allah, mereka tuh yaa...
Paling Sholihah
Mbak Widut dan suaminya punya pengetahuan agama yang luas.
Mereka sering bikin postingan yang berbau agama. Dan tulisan Mbak Widut, baik
itu di blog maupun di status media sosial, sering banget memakai kata “Dhawuhe
Yai”. Apa artinya? Mbak Widut ini paling patuh orangnya, nggak hanya pada sang
suami, tapi juga pada orang tua dan gurunya.
Dan bagiku, level tertinggi seorang manusia, adalah yang paling
baik akhlaknya. Setuju?
Okay, nggak kalah sama Mbak Ran, tulisan ini pun udah tembus
1.000 kata. Hehe.. Anyway, thanks for
being my best friend, guys... Sampai jumpa di kolaborasi berikutnya yaa.. :
)