Sejak awal pandemi, suami bekerja dari rumah. Seluruh barang kantor seperti kursi, meja, komputer, lemari dan buku-buku, dibawanya ke rumah kami. Suami memutuskan untuk tidak memperpanjang sewa tempat untuk kantornya demi menghemat biaya operasional, karena seperti usaha-usaha yang lainnya, kantor suami pun harus berjuang untuk bertahan di tengah wabah yang melanda.
Pak Yopie, suami saya, bekerja sebagai arsitek, salah satu bidang pekerjaan yang cukup terkena dampak pandemi. Bisa dipahami, karena di masa sulit seperti ini, orang-orang boro-boro berpikir untuk membangun atau merenovasi rumah. Lha wong untuk makan saja susah. Ya kan?
Sebagai istri, saya mengerti, suami memikul beban berat di punggungnya. Tak hanya harus memikirkan diri sendiri agar tetap sehat dan bisa menafkahi anak istri, beliau juga mesti memastikan anak istrinya sehat baik jasmani maupun rohani. Saya bersyukur, suami cukup kuat dan tabah menghadapi berbagai kemungkinan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Tahun pertama pandemi, entah sudah berapa banyak air mata yang tumpah. Di tengah ketakutan akan tertular covid-19, suami memberitahu bahwa kebijakan kantor sedikit berubah. Kini tak ada bonus per proyek, tak ada uang makan, THR pun terancam tidak dibayarkan. Belum reda sedih itu, 2 Om saya berpulang dalam jeda waktu dua minggu. Subhanallah. Memikirkan itu, saya tumbang, stres dan sering didera ketakutan secara tiba-tiba. Namun, suami selalu ada untuk menyediakan bahunya, dan berkata bahwa kami akan baik-baik saja.
Tahun kedua, seiring dengan gencarnya program vaksinasi dan dilonggarkannya peraturan, perlahan-lahan kondisi ekonomi kami mulai membaik. Beberapa proyek yang sebelumnya ditunda, mulai ada pergerakan. Suami pun, punya beberapa proyek pribadi yang dikerjakannya di luar jam kantor. Oya, selama bekerja dari rumah itu, suami membuat channel YouTube untuk mengisi kegiatan. Alhamdulillah, ada beberapa klien yang datang setelah menonton video-video di YouTube-nya itu. Masya Allah...
Ini dia YouTube suami saya |
Memasuki tahun ketiga, kami sangat bersyukur bisa melewati semua ini. Kehilangan demi kehilangan bisa kami lalui dan saat ini kami masih bisa tegak berdiri. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Ini bukan hal yang mudah, tentu saja. Untuk bisa bangkit kembali, kami berempat (saya, suami, dan dua anak laki-laki kami) paham, kami harus saling menguatkan.
Kini, kantor suami tak lagi "numpang" di rumah ini lagi. Awal bulan lalu, barang-barang kantor dibawa ke tempat baru. Saya lega, karena rumah kecil ini kembali lega. Hehehe... Ya, meskipun capek juga bantuin beres-beresnya. Karena meski barang-barang berukuran besar selesai dipindahkan, beres-beresnya ternyata belum selesai di situ saja. Saya mesti merapikan lagi kertas-kertas dan printilan-printilan yang berserakan.
O ouw...
Baru saya sadari, ternyata suami saya boros sekali dengan yang namanya kertas. Paham sih, sebelum mendesain lewat laptop atau PC, suami akan membuat sketsa awal. Kalau ngga sesuai, ganti. Ngga sesuai lagi, ganti lagi. Begitu terus, sampai kertas-kertas itu menumpuk.
Contohnya seperti ini nih...
Ini belum semuanya, yaa... Yang lainnya sudah saya kemas di kardus tersendiri. Jujur, saya sampai sedih melihat kertas-kertas itu. Apalagi beberapa waktu terakhir saya sedang berusaha mengurangi sampah. Kalau sampah dapur sih sudah saya pisahkan dan saya masukkan ke komposter. Namun, sampah kertas seperti ini, akhirnya saya kumpulkan untuk kemudian saya berikan pada petugas kebersihan.
Baca: Tips Mengompos untuk Pemula
Supaya tidak jadi Eco Anxiety atau ketakutan kronis akan kehancuran lingkungan, saya berusaha untuk tetap tenang menghadapi sampah-sampah kertas itu. Saya paham, kehidupan suami sebagai seorang sketcher dan seorang arsitek memang tidak bisa dipisahkan dari kertas. Meski begitu, saya tetap berusaha mencari jalan keluar, supaya suami saya tidak "seproduktif" itu nyampahnya.
Baru berpikir begitu, saya melihat sebuah postingan di akun instagram @asusid
Sekarang ada ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) yang sepertinya sangat cocok untuk suami yang memiliki mobilitas cukup tinggi. ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini dilengkapi stylus juga, tentu akan menjadi "alat kerja" yang pas untuk suami saya.
Desain Tangguh, Anti Rapuh
Selain memiliki tampilan elegan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini juga memiliki ketahanan berstandar militer dan sudah tersertifikasi (MIL STD-810H). Jadi, ketika dibawa bepergian, kita tak perlu kuatir laptop ini akan mudah rusak oleh goncangan. Cocok banget untuk Pak Yopie yang sering mengecek proyek di luar kota, bahkan tak jarang mesti blusukan ke hutan-hutan.
Nah, jika biasanya sesuatu yang tangguh-tangguh itu memiliki bobot yang tak ringan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini beratnya 1,61 kilogram saja. Cukup nyaman untuk ditenteng kemana-mana.
ASUS ExpertBook B3 Flip |
Konektivitas yang Komplit
ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) termasuk laptop dengan konektivitas yang sangat lengkap. Laptop ini sudah mendukung Wi-Fi 6 dan 4G LTE untuk konektivitas yang cepat dan portabel. Jangan kaget karena kita bisa menemukan slot SIM-card di laptop ini. Jadi, saat bepergian, kita tidak tergantung pada jaringan WiFi untuk bisa tersambung dengan jaringan internet. Kita tidak perlu repot-repot juga menghubungkan internet dari telepon seluler ke laptop.
Bukan hanya itu saja konektivitas yang tersedia. Di laptop ini juga terdapat port USB type-A, Thunderbolt 4 yang mendukung display / power delivery, juga HDMI dan bluetooth. Komplit pokoknya!
Stylus yang Stylish
Nah, ini dia yang bagi saya paling menarik, karena tujuan saya memiliki ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini adalah agar suami bisa membuat sketsa tanpa harus menghabiskan banyak kertas.
Stylus pada ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang secara otomatis saat disimpan di kompartemen yang terletak pada bodinya. Keren kan, yaa.. Jadi ngga ada cerita nyeketsanya berhenti akibat kehabisan baterai, karena saat disimpan di kompartemennya, si stylus ini otomatis akan ter-charge.
Melihat spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), bayangan saya, Pak Yopie akan lebih mudah membuat sketsa di sini. Kelak, sampah kertas bisa dikurangi. Wah... Baru bayangin aja udah bikin saya happy dan senyum-senyum sendiri. 😊
Kalau sudah punya ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), ngga ada lagi ceritanya nyeketsa di buku kayak gini. (Ini adalah tangkapan layar dari story instagramnya suami, yang beliau unggah saat dalam perjalanan menuju Solo dari Banyuwangi, tanggal 28 Juni lalu)
Kalau ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah termiliki, saat meeting dengan klien, Pak Yopie bisa membuat sketsa di hadapan klien dengan cara yang lebih elegan, ngga pakai kertas lagi. Sketsa-nya juga bisa langsung dipresentasikan ke hadapan klien, karena sesuai namanya, "flip", ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini bisa dibolak-balik, diputar-putar hingga 360°.
Ngga hanya itu, ASUS ExpertBook B3 Flip ini dilengkapi fitur Eye Care, yang memungkinkan untuk meredam cahaya biru hingga 70% dan sudah mendapat sertifikasi low blue light dari di TUV Rheinland.
Dan mengingat bahwa area keyboard, touchpad, area sandaran tangan, dan sensor sidik jari merupakan area yang sangat rawan ditumbuhi bakteri, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini pun melengkapi dirinya dengan Antibacterial Guard, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama periode 24 jam.
Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ngga salah kan jika saya mendambakan ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini untuk bisa mendukung bisnis dan pekerjaan suami? Terlebih lagi jika mengingat bahwa Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics, yang mana telah dirancang untuk menghasilkan lebih banyak, lebih cepat, dan lebih mudah.
Oiya, sebagai informasi tambahan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) baru diluncurkan dan bisa kita dapatkan dengan harga mulai dari Rp 17.542.000. Bismillah, semoga impian memiliki ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) bisa terwujud, yaa... Aamiin.😊
Spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) yang lebih lengkap, bisa teman-teman lihat di gambar di bawah ini: