Sudah jadi kebiasaan ketika anak-anak ujian, saya akan mendampingi mereka belajar bahkan membuatkan rangkuman materi. Saat Penilaian Akhir Semester (PAS) kemarin pun bergitu. Selain membuat rangkuman materi untuk Mas Amay dan Adek Aga, saya juga merangkap jadi semacam "radio" untuk Mas Amay. Kebetulan, Mas Amay termasuk anak audio, sehingga ia akan lebih mudah menangkap materi dengan cara mendengarkan.
Nah, tapi, saat-saat menjadi "radio" itu, kadang kami malah jadi ngobrol membahas sesuatu. Misalnya, ketika menjelaskan soal "Kelestarian Lingkungan", obrolan kami bisa berkembang jauh hingga soal mengompos dan tragedi Leuwigajah.
Baca: Bersahabat dengan Sampah, Mencegah Terulangnya Tragedi Leuwigajah
Saat belajar materi Pendidikan Agama Islam pun begitu. Kebetulan, materi terakhir yang kami pelajari adalah tentang Zakat, Infaq, dan Sedekah.
Mas Amay banyak bertanya ketika saya menjelaskan tentang ini:
Investasi atau tabungan bagi orang beriman itu bukan kekayaan yang ditumpuk atau disimpan sampai jamuran. Investasi orang beriman itu, beramal sholih untuk kehidupan setelah kematian.
Supaya Amay punya bayangan, saya pun menjelaskan secara lebih detail.
"Bayangkan, kita udah susah-susah cari harta dan kekayaan, tapi harta dan kekayaan yang kita sayang-sayang itu malah ngga bisa menolong kita di akhirat karena cuma kita diamkan atau malah habis dihambur-hamburkan."
Amay manggut-manggut...
"Trus, gimana biar kerja keras kita ngga cuma bermanfaat untuk kehidupan di dunia, tapi juga bisa menolong kita di akhirat? Nah, ada 3 amalan yang tidak akan terputus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, juga do'a anak yang sholih."
Penjelasan saya masih berlanjut...
1. Shadaqah Jariyah
"Shadaqah Jariyah itu yang kayak gimana? Shadaqah jariyah itu misalnya, Mas Amay menyumbang untuk pembangunan masjid. Selama masjid
itu dipakai untuk ibadah, pahalanya akan mengalir ke Mas Amay. Atau,
Mas Amay sedekah Al-Qur'an di pondok pesantren, maka selama Al-Qur'an
itu dibaca dan dipelajari oleh orang-orang di pesantren itu, Mas Amay
juga akan dapat pahalanya, meskipun Mas Amay sudah meninggal nanti."
2. Ilmu yang Bermanfaat
"Mas Amay, coba lihat ini!" kata saya sambil memperlihatkan buku Iqro'.
"Buku Iqro' ini sudah dipakai jutaan orang yang belajar membaca Al-Qur'an. Kebayang ngga, berapa banyak pahala yang sudah didapat penulisnya? Ini contoh ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang membawa orang lain dalam kebaikan."
Amay mengucap "wah", tanda kagum.
3. Do'a Anak yang Sholih
"Ibunya Mama kan udah meninggal. Meski sudah meninggal, Mama masih bisa berbakti sama beliau. Caranya ya dengan selalu mendoakan, lalu bersedekah atas nama beliau. Itulah kenapa anak sholih itu tabungan untuk orang tua."
"Mas Amay juga mau doakan Mama ngga kalau Mama meninggal nanti?" tanya saya.
"Insya Allah," jawabnya.
~
Setelah mendengarkan penjelasan saya yang cukup panjang, Amay tampak merenung. Tiba-tiba ia berkata,
"Mas Amay kayaknya pengen nyumbang ke masjid yang ada di pertigaan itu deh, Ma... Biar Mas Amay punya tabungan buat di akhirat." (kebetulan, di dekat rumah ada masjid yang sedang dibangun)
Lalu papanya menjawab. "Iya, bisa ke situ, tapi itu kayaknya sudah banyak donaturnya."
"Lha terus, Mas Amay nyumbang ke mana dong?"
"Nanti Mama cari-cari informasi dulu, yaa..." kata saya.
Beberapa hari kemudian, seorang teman memberikan info tentang Sedekah Al-Qur'an.
Adalah Askar Kauny, lembaga non profit yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, serta berkhidmat dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur'an. Askar Kauny mengaplikasikan Metode Kauny (Menghafal Al-Qur'an Semudah Tersenyum) yaitu metode yang menyelaraskan otak kanan, hati, dan gerakan tangan sehingga menghafal Al-Qur'an menjadi lebih mudah dan menyenangkan, semudah tersenyum.
Menurut Ustadz Boby Herwibowo, Pendiri Ma'had Tahfizhul Qur'an & Kauny Quranic School, ada dua langkah mudah menghafal Al-Qur'an:
- Ikuti cara Rasulullah SAW saat belajar dengan malaikat Jibril. Dahulu, malaikat Jibril membacakan ayat, kemudian Rasulullah menirukan. Jadi, langkah pertama, ikuti suara guru/ustadz dengan suara lantang. Mengapa harus dengan suara lantang? Supaya guru/ustadz dapat mendengar mana yang fasih, mana yang belum.
- Ikuti gerakan isyarat tangan. Jadi, hafalan bisa diingat dengan otak, juga dengan gerakan.
Kembali ke tujuan awal yaitu mencari tempat untuk bershadaqah jariyah, Askar Kauny menerima Sedekah Al-Qur'an untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah tahfizh baik di dalam maupun di luar negeri.
Askar Kauny, menerima Sedekah Al-Qur'an untuk disalurkan di dalam dan di luar negeri. |
Oya, di Rumah Tahfizh Kauny Qur'anic Shool, 80% siswanya merupakan yatim dan dhuafa. Bahkan ada teman-teman ABK dan difabel juga. Masya Allah...
Jadi, insya Allah, dengan bersedekah di Askar Kauny, kita juga membuka kesempatan bagi teman-teman dhuafa untuk mendapatkan kesempatan yang sama menjadi hafizh-hafizh Qur'an. 💗
Rumah Tahfizh Kauny Qur'anic School, Cipayung, Jakarta Timur |
Oya, Askar
Kauny juga memiliki program HOTS (Hafizh on the Street), yaitu Komunitas
Penghafal Al-Qur'an melalui dunia maya, yang menggunakan WhatsApp sebagai
media dalam menghafal. Dalam menghafal satu hari satu ayat, peserta
didampingi oleh para asatidz dan asatidzah dari Askar Kauny.
Tertarik untuk
bergabung? Program HOTS ini terbuka untuk umum, lintas usia, profesi dan
latar belakang.
Askar Kauny tidak hanya menerima Sedekah Al-Qur'an saja ya, teman-teman... Di sini, teman-teman juga bisa menyalurkan zakat, infaq, wakaf, shadaqah, atau juga berpartisipasi menjadi orang tua asuh bagi para santri tahfizh. Askar Kauny beralamat di Jln. Bina Marga No 42G Cipayung, Jakarta Timur. No teleponnya (021) 2867 2216 / 0878 7722 1200. Mari menabung pahala untuk kehidupan yang akan datang. 😊