Di tulisan sebelumnya, saya sudah menulis tentang serunya jalan-jalan di Jatim Park 2. Berapa harga tiketnya, ada wahana apa saja di sana, bagaimana kondisi di dalamnya juga sudah saya tulis di sana. Dan sesuai janji saya, kali ini saya akan menuliskan tentang Museum Angkut. Di luar dugaan, di sini saya malah bertemu dengan beberapa YouTuber yang (ternyata) cukup banyak dikenal. Salah satunya malah merupakan YouTuber favorit bapak saya, yaitu Fitra Eri. Sedang apakah mereka? Baca tulisan saya sampai tuntas, yaa.. 😊
Kalo ada yang belum baca part 1-nya, silakan klik tulisan ini: Trip to Kota Batu, Jawa Timur (Part 1)
~
Hari terakhir di Batu, kami berencana mengunjungi Museum Angkut. Saya belum pernah ke sini, jadi penasaran banget dalamnya seperti apa. Nah, karena Museum Angkut baru buka jam 12:00, jadi selepas check out dari villa, kami jalan-jalan dulu sambil cari oleh-oleh. Jalan-jalan ke mana? Ke alun-alun Batu.
Ngapain ke alun-alun Batu? Pertama, kami naik bianglala. Kedua, kami naik Dokar Wisata. Melihat "hidupnya" alun-alun Batu, saya jadi iri. Semoga alun-alun Purworejo juga bisa "hidup" seperti ini. Apalagi alun-alun Purworejo juga jauh lebih luas dibanding alun-alun Kota Batu. Jadi, pasti bisa lah... Bisa ya... Yuk bisa yuk!
Bianglala di Kota Batu |
Nah, seperti inilah bianglala di alun-alun Kota Batu. Memang tak sebesar bianglala di Sindu Kusuma Edupark, Jogja, tapi saat menaiki bianglala ini kita bisa melihat Kota Batu dari atas. Cantiiik. Apalagi Kota Batu juga dikelilingi beberapa gunung seperti Gunung Arjuno, Gunung Anjasmoro, Gunung Semeru, dll.
Baca : Sindu Kusuma Edupark (SKE), Tempat Asik untuk Piknik di Jogja
Untuk menaiki bianglala ini, kita hanya perlu membayar Rp 5.000,- per orang. Saya sih sukaaa, tapiii, Pak Yopie pusing dong. Kasihan, pas di atas, doi langsung pucet dan ngga berani melek. Hihi...
Terus terang, setiap kali melihat bianglala, ingatan saya selalu kembali ke masa kecil. Dulu, tiap ada pasar malam di alun-alun Purworejo, Bulik Anna selalu mengajak saya untuk naik bianglala seperti ini sambil makan arum manis. Ya Allah, rindu sekali dengan masa itu. 😍
Turun dari bianglala, selanjutnya kami mencoba Dokar Wisata.
Dokar Wisata di Kota Batu ini gratis tiap Senin - Jumat dari jam 8 sampai 11 pagi. Keberadaan Dokar Wisata ini merupakan program dari Dinas Pariwisata setempat. Senang, yaa... Coba di Purworejo ada kayak gini juga, insya Allah masyarakatnya tambah bahagia. 😊
~
Setelah puas bermain-main di alun-alun, kami segera bergegas untuk mencari oleh-oleh lalu dilanjutkan dengan makan siang. Makan siang apa kita kali ini? Jawabannya adalah: BAKSO LAGI. 😁 Mumpung di sini ya, Ciiin... Soalnya baksonya emang beda dengan bakso di kota lain.
Selesai makan bakso, kami pun sholat dzuhur dan ashar sekalian. Biar tenang jalan-jalannya. Setelah itu, kami langsung meluncur ke Museum Angkut.
Tentang Museum Angkut
Museum Angkut merupakan tempat wisata modern di Batu, Jawa Timur, yang memamerkan berbagai macam koleksi moda transportasi darat, laut, dan udara, dari masa ke masa. Diresmikan pada 9 Maret 2014, Museum Angkut ini tercatat sebagai museum pertama di Asia Tenggara yang mengangkat tema transportasi. Bangga ngga, bangga ngga? Bangga lah, masa engga? 😁
Dengan luas sekitar 3,8 hektar, Museum Angkut memiliki area parkir yang cukup lega, sehingga kalian yang kemari menggunakan kendaraan pribadi tak perlu khawatir kehabisan tempat parkir.
Untuk masuk ke Museum Angkut, kita harus membeli tiket seharga Rp 100.000,-. Kalau kalian membawa kamera entah itu DSLR, Camera Digital, Polaroid, dan semacamnya, kalian akan dikenai biaya tambahan sebesar Rp 30.000,-
Isi Museum Angkut
Museum Angkut memajang lebih dari 300 koleksi angkutan darat, laut, maupun udara. Ngga hanya moda transportasi masa kini yang dipajang, tapi kendaraan-kendaraan tradisional juga ada. Jadi dari delman, becak, sepeda motor, mobil, kereta, sampai pesawat pun ada. Komplit pokoknya.
Museum Angkut dibagi dalam beberapa zona, dan masing-masing memiliki tema yang berbeda-beda. Zona-zona tersebut antara lain:
- Zona Hall Utama
- Zona Edukasi
- Zona Sunda Kelapa & Batavia
- Zona Gangster Town dan Broadway Street
- Zona Eropa
- Zona Istana Buckingham
- Zona Hollywood
- Zona Pasar Apung
Berdasarkan zonanya, jenis-jenis kendaraan yang dipajang pun berbeda-beda.
Baca juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Malang Terfavorit
Saya di Zona Sunda Kelapa & Batavia, Zona Istana Buckingham, dan Zona Gangster Town |
Sebenarnya ada beberapa spot zona yang belum kami datangi. Ini karena sekarang sedang musim hujan dan perjalanan kami kemarin terhalang hujan yang sebentar reda sebentar deras. Memang, Museum Angkut ini ngga hanya menyediakan area indoor saja, tetapi outdoor juga. Jadi kemarin kami sering neduh di pinggiran kayak orang hilang, karena terjebak hujan saat jalan-jalan di luar. Wkwkwk...
Meski begitu, kami cukup puas karena di Broadway, kami sempat menyaksikan 2 kali pertunjukan. Ya, di Museum Angkut ini, Zona Broadway menjadi tempat diadakannya pertunjukan / show.
Pertunjukan pertama bertema Natal. Mungkin karena bertepatan dengan bulan Desember, yaa... Di sini, ada beberapa kakak-kakak yang menampilkan beberapa tarian dengan lagu ceria. Di penghujung show, anak-anak yang menyaksikan di pinggir jalan, diajak untuk berkumpul dan menari bersama, termasuk Mas Amay dan Dek Aga. Tapi mungkin karena pada malu, jadi mereka cuma mematung saja di sana. 😂
Pertunjukan kedua berlangsung setelah jeda hampir 2 jam. Jika sesuai jadwal, seharusnya jedanya hanya sekitar 1 jam saja. Namun karena hujan, jadi jadwalnya mundur beberapa menit.
Nah, pertunjukan kedua ini lebih seru karena menampilkan atraksi 3 mobil. Agak serem sih, karena mobil-mobil itu dikendarai dengan berputar-putar, ngebut, ngepot, aduh bikin deg-degan deh. Tapi beneran, semua mata tertuju pada 3 mobil itu.
Dan secara kebetulan, di hari itu ada 3 YouTuber (yang ternyata) terkenal yang datang ke lokasi. YouTuber itu antara lain: Fitra Eri, Ridwan Hanif Rahmadi, dan Om Mobi.
Sejujurnya, sebelum ini saya ngga tau mereka 😂. Ya tentunya karena saya bukan pecinta otomotif, yaa... Dan ternyata, kata adik saya, bapak saya mengidolakan salah satu di antara mereka, yaitu Fitra Eri.
Untuk pertunjukan kedua ini, ngga lengkap rasanya kalau ngga saya cantumkan videonya.
Gimana, udah nonton videonya belum? Atraksi mobilnya bikin deg-degan kan? Saya yang berdiri di pinggir, sempat mikir yang engga-engga. Kuatir kalau-kalau mobilnya tergelincir, trus saya kenapa-kenapa. Trus, kenapa ngga menyingkir? Ya, namanya juga penasaran, wkwkwk...
Dan karena hari sudah sore, kami pun memutuskan untuk pulang.
Keluar dari Museum Angkut, hari sudah hampir petang. Kami mencari makan malam, (meski belum waktunya makan malam) sebelum perjalanan kembali ke Solo. Selesai makan, waktu maghrib pun datang. Kami lalu sholat maghrib dan isya sekalian, supaya tenang di perjalanan.
Oya, kami makan di sini. Warung Wareg namanya. Kami ngga memfoto makanannya, yaa, tapi percayalah, makanan di sini enaaaakkk... Sambelnya juara.
Begitulah akhir Trip to Batu kali ini. Alhamdulillah, meski singkat, tetapi full bahagianya, ngga setengah-setengah. Teriring doa, semoga tahun depan kita diberi rizki yang berlimpah, agar bisa jalan-jalan ke tempat seru di belahan dunia yang lainnya. Aamiiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...