Beberapa
bulan belakangan, kami melewati banyak hal. Ada yang membuat sedih,
marah, kecewa, takut, panik, harap-harap cemas, pesimis, dan sederet
perasaan negatif lainnya. Intinya, dalam beberapa bulan itu kami dipaksa
bersabar. Alhamdulillah, di penghujung bulan, September tak lagi jadi
SadTember. Seperti janji Allah, setelah kesulitan, akan datang berbagai
kemudahan.
Nah, untuk melepaskan penat dan segala emosi negatif yang masih tersisa, suami mengajak saya dan anak-anak untuk melipir sejenak dari segala rutinitas. Saya maklum sih kalau suami ingin istirahat barang sehari, karena beliaulah yang paling mengalami pressure selama ini. Memang, saya juga stres, tapi ngga seberapa jika dibandingkan dengan yang dirasakannya. Maka dari itu, saya memilih untuk iya-iya aja, ngikut ke mana maunya.
Suami adalah tipikal orang yang suka jalan-jalan. Bukan jalan-jalan mewah, tapi jalan kaki menyusuri desa, mendekat dengan alam. Terakhir, lebaran kemarin saat kami pulang ke Purworejo, beliau jalan-jalan sendiri melintasi beberapa desa. Saya yang notabene adalah orang asli sana malah belum pernah melakukannya.
Jadi, ketika kemudian beliau menjatuhkan pilihan untuk pergi ke Grojogan Sewu, saya ngga kaget.Air terjun yang terletak di Tawangmangu itu, selain tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, juga menawarkan kesegaran dan pemandangan yang memanjakan mata. Bonusnya, kami ke sana sekalian berolahraga, karena dari tempat parkir, kami harus berjalan naik sekitar 700 meter mungkin, yaa. 😁
Kata suami yang terbiasa jalan kaki berkilo-kilo, "Cuma deket kok itu!"
Oke baiklah... Tapi meskipun dekat, jalannya kan menanjak ya, Cyiiin... Lumayan berat buat saya yang jarang olahraga.
Kami pergi saat weekday, karena kata suami, di akhir pekan tempat ini pasti akan tambah ramai. Jadi kemarin sambil jemput Aga dari sekolah, kami langsung berangkat. Oiya, sekolah-sekolah di Solo sudah mulai PTM 50% ya, teman-teman... Belajarnya selang-seling, dan durasinya hanya 2 jam.
Apakah di hari kerja tempat ini sepi? Ngga juga. 😂 Ada banyak orang juga kemarin, ya mungkin sekitar 30-an orang lah. Saya sampai kesulitan mengambil foto di dekat air terjun, karena kehalangan orang, huhu... Saya ngga bisa membayangkan, di akhir pekan akan seramai apa tempat ini.
Alhamdulillah, anak-anak senang banget sih bisa jalan-jalan bebas di sini. Kalau ditanya pengen ke sini lagi apa engga, mereka jawab mau banget.
Sebenarnya saya sudah mempersiapkan baju ganti untuk anak-anak jika mereka ingin berenang, karena di sini juga ada kolam renang kecil. Namun, mungkin karena efek pandemi, kolam renangnya tidak berair. Sediiih... Semoga kapan-kapan kita bisa ke sini lagi, dan bisa berenang di kolam renangnya juga, yaa.. Aamiiin...
Jika saja diisi air, kolam renangnya akan seperti ini, gaes.. Saya pinjam foto dari pegipegi, yaa...
Karena gagal berenang, anak-anak hanya main air di dekat air terjun saja. Tak lupa, makan Pop Mie sebagai penawar rasa kecewa.
Jajan di Grojogan Sewu, mahal ngga?
Jangan khawatir, gaes... Jajanan di sini harganya wajar. Pop Mie 1 cup hanya Rp 8.000,- saja. Selain itu ada sate juga, yang kalau tidak salah harganya Rp 15.000 per porsi, berisi lontong dan sate 10 tusuk. Murah kan? Tapi saya ngga jajan sate. Pop Mie lebih menggoda soalnya. Haha...
Jalan-jalan ke Grojogan Sewu tu cukup ekonomis, teman-teman. Dengan tiket Rp 20.000 per orang, teman-teman sudah bisa menikmati karya indah ciptaan Tuhan. Untuk kita yang sehari-hari terpapar polusi, udara di sini rasanya segar sekali. Kita juga bisa mendengar suara serangga beradu dengan suara air. Aahhh, menenangkan sekali. Alhamdulillah... Jadi, pengen ke sini juga?