Kapan do'a kita akan dikabulkan? Rasanya kita sering tak sabar menanti dikabulkannya do'a kita ya, padahal Allah sudah berjanji; ud'uni astajib lakum, berdoalah pada-Ku, maka pasti akan Aku kabulkan. Jadi mestinya kita yakin saja bahwa Allah ngga pernah ingkar janji.
Tapi, terkabulnya do'a kita memang tidak selalu saat itu juga. Bahkan terkadang apa yang kita mohonkan, bisa beda hasilnya dengan yang kita dapatkan.
Tapi, terkabulnya do'a kita memang tidak selalu saat itu juga. Bahkan terkadang apa yang kita mohonkan, bisa beda hasilnya dengan yang kita dapatkan.
Beberapa waktu lalu si tante tiba-tiba ngomongin hal yang serius. Tumben-tumbenan kan ya, karena biasanya si Opik tuh agak-agak sabodo teuing gitu. Tapi biarpun begitu, kadang omongannya bermanfaat juga koq, apalagi setelah dia kuliah di jurusan Bimbingan Konseling Islam.
Nah, menurut yang sudah dipelajarinya di bangku kuliah, Allah akan mengabulkan do'a seorang hamba di 4 waktu:
2. Dikabulkan tapi ditunda.
3. Dikabulkan dalam bentuk yang lain.
4. Dikabulkan di akhirat.
Poin no 1-3 saya sudah tahu. Tapi nomor 4, jujur saya baru tahu. Ternyata, do'a kita itu tidak pernah sia-sia yaa... Allah itu memang Maha Menepati Janji.
Jadi ingat sebuah cerita, bahwa Allah tidak mau berhutang pada hamba-Nya. Ini kisah tentang 2 raja.
Raja pertama, adalah raja yang adil, baik hati, dan pandai mengayomi rakyatnya. Tapi ia pernah melakukan kesalahan, sekali. Suatu ketika Sang Raja jatuh sakit. Seluruh rakyatnya bersedih, dan mendo'akan kesembuhannya. Sudah banyak tabib yang diminta untuk mengobatinya, sudah banyak obat yang sudah ia telan, namun sakitnya tak kunjung sembuh juga. Ternyata, dari sakitnya itulah Allah mencuci dosanya. Allah menangguhkan terkabulnya do'a untuk kesembuhannya, agar pahala-pahala kebaikannya tidak berkurang, dan bisa dinikmati kelak di akhirat.
Raja kedua, adalah raja yang amat dzalim, kejam, dan senang menyengsarakan rakyatnya. Seluruh rakyatnya mendo'akan untuk keburukannya. Tapi ia pernah berbuat kebaikan, sekali dalam hidupnya. Suatu ketika Sang Raja jatuh sakit. Seorang tabib mengisyaratkan bahwa agar raja bisa sembuh, maka ia harus menelan obat yang untuk mendapatkannya sangatlah sulit. Tapi karena Allah tidak mau berhutang, Allah membalas kebaikannya yang hanya sekali itu, dengan memudahkan penemuan obat untuknya. Ternyata, dari kemudahan yang Allah berikan itu, Allah ingin membiarkan ia menanggung dosa-dosanya di akhirat sana.
Dari kisah dua raja yang pernah saya baca itu - mohon maaf bila mungkin ada kesalahan dalam redaksinya, dan mohon maaf karena saya lupa sumbernya - saya kembali diingatkan bahwa keberkahan itu tak selalu terwujud dalam apa yang terlihat mudah didapat. Keberkahan itu rahasia. Apa yang terjadi pada diri kita, yang susah belum tentu musibah, yang mudah belum tentu berkah.
Jadi, tidak usah pesimis jika do'a kita belum dikabulkan. Selalu ingat bahwa Allah tak pernah ingkar janji. Tidak ada do'a yang sia-sia. Jika tidak kita dapatkan di dunia, semoga semua do'a kita jadi tabungan di akhirat sana.
Tapi mesti diingat juga, adab dalam berdo'a. Di acaranya Ustadz Maulana beberapa pagi yang lalu, seorang ustadz bercerita, bahwa ada seseorang yang khusyuk sekali dalam berdo'a, bahkan hingga berlinangan air mata, namun kata Nabi SAW, do'anya tidak akan pernah dikabulkan. Mengapa? Karena makanan yang ada dalam perutnya didapatkan dengan cara yang haram, dan pakaian yang dikenakannya pun didapatkan dengan cara yang haram.
Semoga kita terhindar dari segala yang haram, dan semoga Allah memperkenankan do'a kita. Aamiin.