Bulan ini tema yang diangkat #bloggerKAH memang rada serem. Haha... Baca Antara Mantan dan Sahabat nya Mba Rani dan tulisan Mba Widut tentang Bersahabat dengan Mantannya Pasangan, Yay or Nay?.
Iya, temanya tentang "MANTAN", yang kata orang yang susah move on, "buanglah mantan pada tempatnya." Kenapa saya bilang kalau orang-orang yang bilang seperti itu adalah orang yang susah move on? Karena eh karena, menurut saya berarti dia masih kepikiran sama mantannya, masih belum bisa melepaskan dan mengikhlaskan perpisahan yang mereka alami.
Iya, temanya tentang "MANTAN", yang kata orang yang susah move on, "buanglah mantan pada tempatnya." Kenapa saya bilang kalau orang-orang yang bilang seperti itu adalah orang yang susah move on? Karena eh karena, menurut saya berarti dia masih kepikiran sama mantannya, masih belum bisa melepaskan dan mengikhlaskan perpisahan yang mereka alami.
Kurang lebih kayak gini lah:
quote tentang mantan |
Kalau orang sudah berdamai dengan masa lalu, jadinya seperti Rossa dengan Yoyo "Padi". Kita pasti tahu ya gimana sakitnya Rossa, tapi dia toh terlihat engga apa-apa. Beberapa kali saya lihat Rossa mem-post foto Yoyo (begitu juga sebaliknya) di Instagram dengan caption yang saling men-support satu sama lain. That was great, right?
Tapi sebenarnya yang ingin saya bahas di tulisan kali ini bukan soal itu sih. Saya pengen tulis tentang, bagaimana jika kita belum bisa move on dari mantan, PENGEN BALIKAN, sementara mantan kita ternyata sudah punya pasangan, dan bahagia dengan keluarga barunya?
Ini bukan pengalaman pribadi yaaa, karena mantan saya cuma 2. Yang satu sudah berkeluarga, yang satunya lagi juga sudah bahagia dengan saya. EH? Iyaaa, ngga salah. Saya memang nikah sama mantan. Mantan yang ini adalah mantan terindah, hehe...
Saya tergelitik menuliskan ini karena suatu hari di sebuah grup chatting, saya, Mbak Rani dan Mbak Widut terlibat pembicaraan serius. Hihihi... Tentang apa? Ya tentang mantan, wkwkwk... Entah ya, bicara soal mantan - mantannya orang sih - selalu ada sisi menarik. Kadang dari curhatan seseorang di sosial media, kita jadi punya bahan tulisan kan? xixixi...
Lalu, menurut saya, PDKT sama mantan yang sudah punya pasangan itu, yay atau nay?
Kalau saya, NAY. Kenapa?
1. Saya punya value
Iyalah. Saya punya harga diri jadi ngga mau merebut "laki orang". Apalagi dunia sosmed sekarang kejaaammm... Saya ngga mau lah, dibully banyak orang dan dapet julukan "pelakor". Hhhmmm...
Tapi kan, you deserve to be happy, Rin. Kalau kamu cuma bisa bahagia sama mantan kamu, usahakan dong!
Barangkali ada yang berpikir seperti "kalimat miring" di atas? Menurut saya, bahagianya kita itu kita yang menciptakan. Jangan sampai tersugesti kalau kita cuma bisa bahagia kalau hal-hal yang kita inginkan terwujud dengan sempurna. Saya juga tidak akan menggantungkan kebahagiaan saya cuma pada satu orang. Ini merugikan diri saya sendiri. Betul apa benar? Hehe...
Happiness is made, not given.
"Tak perlu menunggu sempurna untuk bisa berbahagia, karena kebahagiaan itu dicipta, bukan diminta." Kalimat barusan adalah quote yang saya buat waktu ada lomba #k3bkartinian di instagram @emak2blogger
2. Saya tidak ingin berbahagia di atas penderitaan orang lain
Bisa mendapatkan apa yang kita impikan atau dambakan memang membahagiakan. Tapi jika kebahagiaan itu kita dapat dengan cara yang kurang baik, dalam hal ini merebutnya dari keluarga sang mantan, apakah kita bisa hidup tenang?
Do'a orang yang teraniaya itu mustajab. Ngeri kan, kalau saya dido'akan yang buruk-buruk?
3. Saya takut dengan karma
Masih ada kaitannya dengan poin nomer 2 di atas. Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai, kan? Lah kalau cuma saya yang "menikmati" keburukan saya sih ngga masalah ya, memang begitu hukumnya. Tapi kalau kemudian keluarga atau keturunan saya juga ikut merasakan akibatnya, kan kasihan. :(
4. Saya ngga mau dibilang ngga laku
Oke poin terakhir ini memang sedikit sentimentil. Hihihi... Tapi ini masih ada hubungannya dengan poin pertama ya, bahwa orang yang punya harga diri dan tentunya masih punya rasa malu, tentu tak akan mau mengganggu rumah tangga orang lain.
Mantan adalah orang yang pernah kita sayangi memang. Tapi kalau harus mengenangnya dalam-dalam, kita sendiri yang akan merugi. Sifat seperti tadi hanya akan makin menjauhkan kita dari pintu kebahagiaan. Kita terpenjara dalam jeruji yang kita bangun sendiri.
Move on, cari orang lain yang lebih baik lagi. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Seperti pepata Jawa, witing tresno jalaran saka kulino.
Akhirul kalam, ini buat kamu yang masih tergoda untuk mengganggu rumah tangga orang, dalam hal ini rumah tangga mantan: Percaya pada dirimu bahwa kamu punya value. Jangan sampai tindakanmu membuat orang lain berpikir kalau kamu merebut pasangan orang lain karena kamu ngga laku-laku.
Bisa mendapatkan apa yang kita impikan atau dambakan memang membahagiakan. Tapi jika kebahagiaan itu kita dapat dengan cara yang kurang baik, dalam hal ini merebutnya dari keluarga sang mantan, apakah kita bisa hidup tenang?
Do'a orang yang teraniaya itu mustajab. Ngeri kan, kalau saya dido'akan yang buruk-buruk?
3. Saya takut dengan karma
Masih ada kaitannya dengan poin nomer 2 di atas. Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai, kan? Lah kalau cuma saya yang "menikmati" keburukan saya sih ngga masalah ya, memang begitu hukumnya. Tapi kalau kemudian keluarga atau keturunan saya juga ikut merasakan akibatnya, kan kasihan. :(
4. Saya ngga mau dibilang ngga laku
Oke poin terakhir ini memang sedikit sentimentil. Hihihi... Tapi ini masih ada hubungannya dengan poin pertama ya, bahwa orang yang punya harga diri dan tentunya masih punya rasa malu, tentu tak akan mau mengganggu rumah tangga orang lain.
Mantan adalah orang yang pernah kita sayangi memang. Tapi kalau harus mengenangnya dalam-dalam, kita sendiri yang akan merugi. Sifat seperti tadi hanya akan makin menjauhkan kita dari pintu kebahagiaan. Kita terpenjara dalam jeruji yang kita bangun sendiri.
Move on, cari orang lain yang lebih baik lagi. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Seperti pepata Jawa, witing tresno jalaran saka kulino.
Akhirul kalam, ini buat kamu yang masih tergoda untuk mengganggu rumah tangga orang, dalam hal ini rumah tangga mantan: Percaya pada dirimu bahwa kamu punya value. Jangan sampai tindakanmu membuat orang lain berpikir kalau kamu merebut pasangan orang lain karena kamu ngga laku-laku.