3 Hal Ini Telah Menghambat Produktivitas Saya

Wednesday, April 20, 2016

Beberapa hari ini saya merasa kurang produktif. Iya, tidak ada satu judul pun berhasil saya tulis. Sampai akhirnya semalam saya mengevaluasi diri. Dan saya menemukan tiga hal yang membuat waktu saya berlalu sia-sia.

Menyesal? Pasti lah... Apalagi kalau ingat pesan ini;



Untuk mengurangi kesia-siaan, saya pun berjanji pada diri sendiri untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, dan tidak menghabiskan waktu untuk 3 hal yang telah membuat saya jadi kurang produktif. 3 hal itu antara lain;

1. Banyak Tidur
Entahlah, tidur terlalu banyak justru membuat saya lemas dan malas. Ini berawal ketika siang itu saya meninabobokan si bungsu, yang kemudian membuat si sulung dan saya sendiri ikut terbawa mimpi. Padahal saya dan si sulung tuh jaraaaang sekali tidur siang. Dan sekalinya tidur siang kenapa jadi malas begini, ya?

2. Nge-game
Nah ini nih... Beberapa hari lalu saya iseng banget meng-install satu buah game di handphone. Niatnya beneran iseng doang. Dan keisengan saya ini ternyata berhasil membuat saya dan si sulung berebut memainkannya. Apaaaa??? *getokkepalaemak
Benar, game itu "nyandu" banget yah... :'(

3. Ngerumpi
Ada yang asik di perumahan tempat tinggal saya. Lingkungan yang cuma diisi 20an KK karena sistem perumahan yang dibuat cluster memang membuat saya dan para tetangga memiliki hubungan yang dekat, satu dengan yang lainnya. Setiap sore, sambil mengawasi anak-anak yang sedang bermain, kami para mahmud pun berkumpul bersama. Adaaa saja bahan obrolan kita. Dari kesehatan anak-anak, resep masakan, sampai tempat belanja sayur dan pakaian yang murah meriah tapi berkualitas pun kami perbincangkan. Tapiiii...mungkin karena saya ngobrolnya sambil nggendong si bungsu (yang kalau udah kecapean jalan trus maunya digendong), malamnya saya jadi kelelahan. Padahal sih, pas ngerumpi rasa capenya nggak berasa. >_<
Karena kelelahan itulah, "nafsu" menulis pun hilang. Tidak hanya pekerjaan menulis saja yang terabaikan, tapi pekerjaan rumah lainnya juga terlantar. Oohhh... :(

Dan mulai besok, saya akan nimbrung dalam rumpian jika pekerjaan saya telah tunai. :)
Jadiii..pekerjaan oke, hubungan dengan tetangga juga insya Allah tetap terjaga. ;)

Lalu kembali lagi saya menancapkan pesan Ibnu Qayyim rahimahullah, dalam ingatan:
Keuntungan terbesar di dunia adalah engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama dan bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Bagaimana dikatakan berakal seseorang yang menjual Surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat yang hanya sesaat? 


Read More

Resep Cakalang Bumbu Rujak a la Opik dan Arin

Saturday, April 16, 2016

3 April lalu, tante Opik (adik bungsu saya), telah berumur 18 tahun. Kami tidak biasa merayakan pesta ulang tahun, namun untuk mengungkapkan rasa syukur, hari itu kami memasak masakan yang berbeda dari biasanya.

Ikan bumbu rujak, pasti semua sudah sering membuatnya kan? Karena kami jarang sekali memasak olahan ikan, maka memasak ikan termasuk momen yang istimewa. :)

Pagi itu, kami mencari ikan kakap merah. Tapi karena stok di tempat langganan sudah habis, ibu penjual ikan menawarkan beberapa jenis ikan yang tersisa, seperti; ikan tuna, cakalang, juga udang dan cumi. Ketika kami mengatakan ingin memasak ikan bumbu rujak, beliau langsung menyarankan untuk menggunakan ikan cakalang. Alasannya, daging ikan cakalang itu tebal.

ikan cakalang. diambil dari cakalang1(dot)blogspot(dot)com
Dan benar saja, saat ibu penjual ikan tadi membersihkan dan mengiriskannya sekalian, kami lihat daging ikan ini memang tebal. Lebih tebal dari ikan kakap. Wow... Baru kali ini kami melihat ikan ini, hihi.. Maklum, tempat tinggal kami jauh dari laut, dan kami sekeluarga juga bukan "pecandu" ikan.

Sampai di rumah, kami segera bersiap memasak. Ikan cakalang yang telah diiris itu kami bersihkan. Kami juga mempersiapkan bumbu-bumbu untuk mengolahnya.

Apa saja bumbu yang diperlukan untuk membuat ikan cakalang bumbu rujak ala kami?
Ini dia:
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri
- merica secukupnya
- ketumbar secukupnya
- kunyit, seruas jari
- cabe rawit dan cabe keriting, sesuai selera
- sebatang sereh
- dua lembar daun salam
- dua lembar daun jeruk
- lengkuas
- air asam jawa
- 1 bungkus kecil santan instan
- bawang merah goreng untuk taburan
- 3 sdm minyak untuk menumis

Caranya mudah:
- haluskan bawang putih, kemiri, merica, ketumbar, kunyit dan cabe.
- tumis bumbu halus dengan tiga sendok makan minyak goreng.
- masukkan sereh, daun salam, daun jeruk, dan lengkuas.
- beri air secukupnya. (kira-kira bisa membuat ikan terendam seluruhnya, karena saya menggunakan santan instan).
- masukkan ikan yang telah diiris tadi, masak hingga terlihat empuk. (ada opsi lain, ikan digoreng terlebih dulu).
- masukkan santan instan dan air asam jawa.
- beri garam, sedikit gula merah (atau bisa juga dengan gula pasir, tapi saya lebih suka gula merah), dan bumbu penyedap.
- aduk-aduk hingga matang.
- masukkan ke mangkuk saji, taburi bawang merah goreng dan irisan tomat.
- ikan cakalang bumbu rujak ala saya dan Opik siap disantap.




Alhamdulillah, hari itu kami makan dengan lahap. :)
Read More

Ini Cara Saya Mengatasi Ide yang Buntu

Tuesday, April 12, 2016

Saya mungkin termasuk blogger yang jarang nulis. Hehe.. Sudah ada yang menilai begitu sih, soalnya postingan di blog saya baru segini. Padahal, usia blog ini udah 3 tahun lebih loh. Kalau blogger lain, mungkin udah punya 300 lebih blog post. Hihihi...

Kenapa ya? Salah satu alasannya sih karena waktu. Saya punya 2 anak; 5 dan 1,5 tahun. Walaupun saya bukan working mom, tapi saya nggak punya asisten rumah tangga yang membantu pekerjaan rumah. Jadi dimaklumi saja ya kalau kadang nulis kadang enggak. Wkwkwk... Iya sih, banyak yang memberi contoh bahwa untuk menghasilkan tulisan, dia harus tidur paling akhir dan bangun paling awal. Saya juga pengen meniru, tapi kadang untuk memulainya itu susah. Malas dan lelah membuat semangat kalah. Padahal mah, kalau udah nulis, rasanya capeknya hilang semua. Nah, setelah selesai nulis, capeknya muncul lagi. >_<

Lalu, alasan kedua. Kadang nih ya, udah stand by di depan komputer, tapi ide mendadak hilang. Oh my goodness.. Mau jadi blogger yang nggak malu-maluin aja susah benerrr...

Tapi, sekarang saya punya cara. Apapun yang terlintas, saya tulis, gimana pun bentuknya, gimana pun bahasanya. Nanti kalau mood-nya muncul, tinggal kembangkan lalu edit deh. Dan cara ini agak berhasil sih. Buktinya, tulisan yang nongkrong di draft ada belasan tuh. :p

Lalu, untuk memperkaya ide, apa saja yang sekarang saya lakukan?
1. Menonton Film
Ini termasuk hobi baru karena sebelumnya saya kurang suka dengan kegiatan ini. Ya kali, duduk berjam-jam dan melihat ke satu titik, kayaknya membosankan yaa... Tapi ternyata setelah beberapa kali menemani Amay dan suami, saya mulai menyukai kegiatan ini.
Dan yang lebih penting, setelah menonton film, setidaknya saya punya 1 produk tulisan. Apa lagi kalau bukan review film? Hehe... Kadang bukan review sih, tapi sinopsis. :D
Dan percaya atau tidak, dari film Grave of The Fireflies, saya jadi ke-ide-an untuk membuat sebuah cerita anak yang salah satu tokohnya adalah kunang-kunang. :)

 Film Totoro
Totoro

2. Membaca Buku
Sama halnya dengan menonton film, setelah membaca buku, saya pasti punya satu ide tulisan. Yup, review buku. Hehe.. So simple. Yang penting mah blog post nya nambah. Biar nggak dibilang blogger angot-angotan. :p

Padang Bulan

3. Blogwalking
Saya sering melakukan blogwalking. Untuk apa? Untuk memperkaya wawasan lah. Jujur aja, niat saya bukan untuk menaikkan alexa atau apalah apalah. Karenaaa...biasanya saya cuma blogwalking ke blog yang dari judulnya udah menarik. Hehe... Meskipun begitu, saya tidak selalu meninggalkan komentar disana, karena terkadang saya nggak tau mesti komentar apa.
Dengan blogwalking, berhasilkah saya mendapat ide?
Sssttt...tulisan tentang Nostalgia Penyanyi dan Lagu Anak Tahun '90an adalah hasil dari blogwalking lho. Waktu itu saya membaca sebuah tulisan yang mengulas tentang film silat mandarin yang diputar di tahun '90-an. Dan terpikir lah untuk menulis (dengan survey kecil-kecilan) tentang lagu anak-anak dan penyanyi yang nge-hits di era itu.

Nah, 3 cara di atas cukup bagi saya untuk memperkaya ide. Cukup 3 cara saja dan ide sudah membludak. Sekarang tinggal atur waktu saja supaya kumpulan draft itu segera terselesaikan.

Cemunguuuddhhh eeaaa.. ^_^
Read More

Nostalgia Penyanyi dan Lagu Anak Tahun '90-an

Sunday, April 10, 2016

Waktu kelas 5 SD, saya mengalami kesulitan menghapal keunikan/keistimewaan negara-negara, yang keluar di mata pelajaran IPS. Misalnya, tentang negara Australia yang suku aslinya adalah Aborigin, atau Belanda yang disebut negeri kincir. Tapi, beruntung, kesulitan itu tak berlangsung lama. Trio Kwek-Kwek, yang personilnya terdiri dari; Alfandy, Dhea Ananda, dan Leony, mengeluarkan single yang berjudul "Katanya Katanya". Saya terbantu banget karena liriknya mengandung pengetahuan yang saya butuhkan. Lewat lagu, saya dapat ilmu.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Trio Kwek-Kwek

Tau tidak liriknya bagaimana? Ini dia;

Australia negeri wool (katanya, katanya)
Aborigin sukunya (katanya, katanya)
Boomerang senjatanya (wow wow)
Kanguru binatangnya 

Amrik Negeri Paman Sam (katanya, katanya)
Super power namanya (katanya, katanya)
Challenger pesawatnya (wow wow) 
Nih, Rambo jagoannya

Belanda negeri kincir (katanya, katanya)
Keju penghasilannya (katanya, katanya)
Tulip nama bunganya (wow wow)
Dam nama bendungannya

Gituuuu... Lanjutannya masih ada lagi sih, tapi ntar kepanjangan, hehehe... Daaan...terbukti ya, lagu ini sangat membantu saya (dan teman-teman lainnya tentu) untuk menghapal pelajaran kelas 5 waktu itu. Hehehe...

Ngomongin soal lagu anak di tahun '90an, sepertinya seru yah, kalau kita bernostalgia sama lagu-lagu dan penyanyi-penyanyinya? Nah, kemarin, saya tanya teman-teman di facebook, tentang lagu apa yang disukai dan masih diingat hingga kini. Ternyata banyak yang lupa judul, tapi ingat dengan penyanyinya. Kita bahas penyanyinya dulu saja yaa... Selain Trio Kwek-Kwek, siapa saja kah mereka?

1. Sherina

Iya, Sherina memang paling sering disebut oleh teman-teman. Memang nggak perlu diragukan lagi kualitas suara dan musiknya sih ya... Saya pun, termasuk mengidolakan dia loh. Dan sampai sekarang, saya sering menyanyikan lagu "Andai Aku Besar Nanti". Lagu-lagu Sherina yang lain, yang lekat dalam ingatan adalah: Pelangiku, Balon Udara, juga Jagoan dan Lihat Lebih Dekat yang keduanya merupakan soundtrack film Petualangan Sherina.


Nostalgia Penyanyi Cilik, Sherina

2. Maissy

Dulu Maissy punya acara sendiri loh, judulnya Ci Luk Ba. Kalau yang lain seperti Trio Kwek-Kwek, Saskia dan Geofanny, Kiki, (dan yang lainnya lupa), punya acara berjudul Dunia Anak-Anak.
Maissy ini terkenal centil di jamannya, hehehe... Bisa dibilang, dia ini Syahrini-nya anak-anak. :D
Tapi ngga nyangka ya, sekarang dia jadi Dokter.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Maissy

3. Chiquita Meidy

Siapa yang ingat suara menggemaskan yang menyanyikan lagu Kukuku? Nah, dialah Chiquita Meidy. Lagunya yang lain yang juga disebut oleh teman-teman adalah "Kampuang Nan Jauh Di Mato". Ingat nggak sama muka imutnya?

Nostalgia Penyanyi Cilik, Chiquita Meidy

4. Enno Lerian

Enno Lerian ini suaranya lembuuut sekali. Favorit saya adalah lagunya yang berjudul Du Di Dam. Tapi ada juga lagu lain, yang juga disukai Amay, anak saya. Lagu itu berjudul Nyamuk Nakal. Soalnya, dia suka sama badut nyamuk dan lalat di video klipnya. Boleh juga loh, kalau lagu ini dijadikan senjata ketika anak malas bersih-bersih. :D

Oya, masih ada lagi lagunya yang saya suka, judulnya Dakocan dan Semua Ada Disini. :)

Nostalgia Penyanyi Cilik, Enno Lerian

5. Bondan Prakoso

Bondan lebih dikenal dengan sebutan Si Lumba-Lumba, karena ia dikenal setelah menyanyikan lagu dengan judul yang sama. Waktu kecil dulu, saat menonton video clipnya, saya sempat berpikir begini, "Ni anak nyanyi apa marah ya?" Haha, habis ekspresinya kan begitu... :p

Tapi ngomong-ngomong, sepertinya dia dan Sherina adalah salah dua penyanyi cilik yang masih berkarya hingga kini. Eh, ada Puput Melati juga ding, meski tak sering tampil sebagai penyanyi.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Bondan Prakoso

6. Tasya

Si Anak Gembala ini memang selalu riang serta gembira, makanya nggak heran kalau dia jadi awet muda, hehe... Lihat aja, wajah sekarang dan masa kecilnya ngga jauh beda. Dan selain lagu Anak Gembala, yang paling banyak diingat dan disuka adalah lagu "Jangan Takut Gelap", yang dinyanyikan duet bareng Duta Sheila on Seven.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Tasya

7. Joshua

Arek Suroboyo ini dikenal luas lewat lagu "Diobok-Obok"nya. Sebenarnya judul aslinya adalah Air, tapi publik lebih sering menggunakan kata diobok-obok. Oya, sebelum Air, Joshua juga punya lagu berjudul Cit Cit Cuit. Karyanya yang lain masih banyak, seperti; Kapal Terbang (Cita-Citaku) dan Donat.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Joshua
photo diambil dari youtube


8. Melisa

Dari survey yang saya lakukan kemarin, ternyata ada yang menyebutkan Melisa sebagai penyanyi yang mereka ingat. Tau nggak? Semut Kecil dan Si Komo, sempat nge-hits di jamannya loh. :)
Sekarang, dia dimana ya?

Nostalgia Penyanyi Cilik, Melisa


Eh tapi, tidak adakah yang ingat dengan lirik "bing beng bang yok, kita ke bank. bang bing bung yok, kita nabung" milik Saskia dan Geofanny? Tidak ada yang ingat juga dengan 4 MC Cilik? Hihihi, rupanya mereka tak cukup lekat di ingatan teman-teman. Setidaknya, ini fakta dari survey yang saya lakukan di facebook kemarin. Dan Agnes Monica, dia juga sempat duet dengan Eza Yayang loh.

Baca: Duet Fenomenal yang Mungkin Pernah Jadi Teman Tumbuhmu

Dan selain penyanyi-penyanyi di atas, teman-teman facebook saya rupanya sangat ingat dengan lagu-lagu berikut ini:
1. Ambilkan Bulan, Bu
2. Abang Tukang Bakso
3. Satu ditambah Satu
4. Desaku, dll

Sayangnya, kita tidak tahu persis siapa penyanyi aslinya ya... Dan bersyukur sekali, meskipun lagu-lagu anak tidak terlalu menarik lagi bagi dunia industri, tapi ada yang memutarnya setiap hari dan mempopulerkannya di telinga anak-anak masa kini. Siapakah pahlawan itu? Yup, dialah Tukang Odong-Odong. :D

Semoga, tren lagu anak-anak kembali mengudara. Saya sebagai orang tua, rindu dengan lirik lagu anak-anak yang bernas dan mengandung nasehat. Dan bersyukur sekali, penyanyi cilik yang lucu bernama Romaria telah memulainya. :)

 

 

Read More

Grave of The Fireflies, Film yang Penuh dengan Air Mata

Tuesday, April 5, 2016

Grave of The Fireflies. Film ini berkisah tentang 2 anak kakak-beradik korban perang di Jepang. Setelah ibu mereka meninggal karena luka bakar yang sangat parah, ayah mereka yang seorang Angkatan Laut pun dipastikan tidak bisa pulang karena kapalnya diserang.

Dua anak yang saling menyayangi ini mencoba bertahan hidup, walaupun pada akhirnya sang adik juga harus kehilangan nyawa karena diare. Sang kakak pun mengkremasi adiknya sendirian.


Dari Wikipedia, Film ini bersetting di Sannomiya Station, tak lama setelah Perang Dunia II. Film dimulai dengan memunculkan seorang anak lelaki yang sedang sekarat karena kelaparan. Tak lama kemudian, petugas kebersihan datang dan menemukannya telah tak bernyawa, menyusul anak-anak lain yang terlebih dahulu tewas di dekatnya. Petugas kebersihan itu kemudian mengambil sebuah kaleng bekas wadah permen di pelukan anak laki-laki itu, lalu membuangnya.

foto: http://misterneil.blogspot.co.id/2010/09/grave-of-fireflies.html


Sekumpulan cahaya kecil seperti kunang-kunang keluar dari kaleng bekas wadah permen yang dibuang oleh petugas kebersihan tadi. Ini menggambarkan roh-roh yang beterbangan. Roh itu milik Seita dan Setsuko.

Cerita pun berjalan dengan alur mundur.


Beberapa bulan sebelumnya, ratusan armada B-29 Superfortrees Amerika, menjatuhkan bom api dari langit Kobe. Kobe pun hancur seketika. Seita dan Setsuko, dua kakak beradik itu, mencoba menyelamatkan diri. Mereka akan menyusul sang ibu yang menderita penyakit jantung dan telah berada di tempat perlindungan. 

Sesampainya di tempat perlindungan, seorang saudara jauh yang mereka panggil Bibi, datang menyambut. Ia mengabarkan kondisi terakhir ibunya dan menyuruh Seita, sang kakak, untuk melihatnya. Seita pun mencari tau dimana ibunya berada.

Seorang laki-laki paruh baya menyambut kedatangan Seita, dan menyerahkan cincin yang sebelumnya dipakai ibunya. Anak laki-laki itu terpukul melihat kondisi ibunya yang mengalami luka bakar amat parah. Seluruh tubuh ibunya dibalut perban. Tak lama kemudian, ibunya meninggal. Ia memutuskan untuk merahasiakan kejadian ini pada sang adik, Setsuko.

foto: https://cinephilefix.com/2014/01/03/film-analysis-grave-of-the-fireflies/

Seita dan Setsuko akhirnya mengungsi di rumah Bibinya. Beberapa hari tinggal disana, sang Bibi selalu terlihat marah. Sang Bibi merasa keberatan jika setiap hari harus memberi mereka makan. Ia bahkan memaksa Seita untuk menukar kimono ibunya dengan beras. Setsuko, gadis kecil yang belum tau bahwa ibunya telah tiada itu, berusaha merebut kembali kimono sang ibu. Ia tidak rela barang-barang ibunya diambil begitu saja. Tapi Seita selalu menghibur adik kecilnya itu. Seita sering mengajak Setsuko bermain di pantai untuk menghibur diri. Ia juga memberi adiknya itu permen lezat yang berwarna-warni.

Lama-kelamaan, sifat buruk sang Bibi semakin menjadi. Hal itu membuat Seita memutuskan untuk mengajak Setsuko pergi dari rumah Bibi. Mereka tinggal di sebuah tempat perlindungan.

foto: http://dorkshelf.com/2013/12/10/interview-jesse-wente-on-studio-ghibli/

Tanpa harta, Seita dan Setsuko sulit bertahan hidup. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Seita untuk mendapatkan makanan bagi mereka berdua. Harta mereka menipis. Bahkan beras yang didapatkannya dari menukar kimono pun telah habis. Keadaan ini membuat sang adik menderita sakit diare.

Seita nekat mencuri tanaman pertanian demi kesehatan sang adik. Ketahuan, ia pun dihajar oleh pemilik ladang. Ia dilaporkan ke polisi dalam kondisi telah babak belur. Tapi beruntung, polisi mengampuninya.

Karena keadaan mereka semakin sulit, perangai Seita berubah. Ia kini menyukai kegiatan mencuri. Jika serangan udara tiba, Seita mulai beraksi. Ia menjarah rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya saat serangan udara tiba. Itu semua dilakukannya untuk bertahan hidup, dan untuk kesehatan adik yang disayanginya. 

Suatu hari, Seita pergi ke bank untuk menarik seluruh tabungan sang ibu. -Disini saya kurang paham, mengapa Seita tidak menarik uangnya sejak dulu? Mungkinkah karena seringnya terjadi serangan udara sehingga perkantoran dan bank-bank tidak beroperasi?-


Saat mengambil uang itulah, ia mendengar bahwa kapal Angkatan Laut telah diserang dan hal ini mengakibatkan kapal itu tenggelam. Seita merasa terpukul mendengar kabar itu karena ini berarti ayahnya tak mungkin selamat. Meskipun begitu, ia tetap melanjutkan hidupnya, apalagi mengingat bahwa saat ini sang adik tengah terbaring sakit.


Dengan uang yang telah diambilnya dari bank, ia membeli aneka makanan dan buah-buahan untuk Setsuko. Namun saat ia kembali, yang dilihatnya adalah tubuh Setsuko yang semakin melemah. 


Yang paling membuat sedih adalah ketika Setsuko menunjukkan kepalan-kepalan tanah yang disebutnya sebagai nasi. Dengan suara yang amat lemah, Setsuko bertanya pada kakaknya, apakah ia tidak ingin memakan nasi ini juga?


asli, di scene ini saya menangis... :'(



https://www.youtube.com/watch?v=5j--2CbUBdw

Seita menangis mendengar perkataan adiknya. Ia juga sangat terkejut tatkala mendapati sebuah kelereng di dalam mulut adiknya itu. Setsuko mengatakan (atau mungkin lebih tepat disebut mengigau) bahwa yang dimakannya adalah permen, permen yang sama dengan yang dulu diberikan Seita padanya. 


foto: http://www.answers.com/article/1209332/10-of-the-greatest-death-scenes-in-film

Seita tampak semakin sedih. Ia pun bergegas membuat makanan untuk Setsuko. Ia meminta adiknya untuk bertahan. Akan tetapi, lama-kelamaan kondisi sang adik kian memburuk. Ia meninggal dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.



foto: http://www.gaiaonline.com/

Seita larut dalam kesedihan karena setelah ditinggal sang ibu, ayahnya yang seorang Angkatan Laut pun dipastikan tak akan pernah pulang karena kapalnya telah diserang dan tenggelam. Dan kini, Setsuko, satu-satunya keluarga yang dimilikinya pun telah pergi meninggalkan dunia.

Seita kemudian mengkremasi adiknya. Abunya ia masukkan ke dalam kaleng bekas wadah permen. Kaleng itu adalah kaleng permen yang selalu dibawa-bawa oleh Setsuko.


Setelah menyaksikan film ini, saya dan suami hanya bisa diam. Bahkan hingga keesokan harinya, kesenduan masih mewarnai hari-hari kami. Film ini sungguh bikin susah move on, karena sebagai orang tua yang telah memiliki dua orang anak, rasanya sungguh tak tega menyaksikan penderitaan Seita dan Setsuko. Kami teringat Amay dan Aga. 

Semoga Allah selalu melindungi anak-anak kami. Aamiin...

Grave of The Fireflies adalah salah satu film produksi Ghibli. Film karya Ghibli lainnya, yang saya suka adalah Totoro dan Spirited Away yang pernah di review oleh Tante Mbul alias Gustyanita Pratiwi. 


Baca Film Ghibli lainnya:
1. Spirited Away 
2. Secret World of Arrietty
3. My Neighbor Totoro
4. From Up On Poppy Hill 

Read More

Arisan Ilmu Perdana KEB Solo Bersama Mak Indah Julianti Sibarani

Monday, March 28, 2016

"Nah, ini Arinta, kadang nulis kadang enggak," kata Mak Indah Julianti Sibarani saat mengisi acara Arisan Ilmu di Solo tanggal 25 Maret 2016 lalu. Terus terang, saya merasa tertampar. Huhuhu..iya iya... Saya memang suka angot-angotan kalo nulis.

Mak Indah Julianti Sibarani, co-founder KEB, saat menyampaikan materi di Arisan Ilmu bareng KEB SOLO


Mak Indah Julianti Sibarani atau yang akrab disapa Mak Injul hadir di Solo dalam acara yang digelar oleh KEB Solo. KEB Solo sendiri baru terbentuk, atas inisiasi dari Mak Ety Handayaningsih, yang "iri" akan keseruan dan kekompakan KEB di kota lain, terutama Jogja. Alhamdulillah ya, untung Mak Ety iri. Kalau nggak, acara seseru ini nggak akan pernah terjadi. :D

Tapi, dari kalimat Mak Injul tadi, saya sesungguhnya juga bahagia. Beliau bisa bilang begitu, berarti karena perhatian pada saya. Eh iya, meskipun beliau ini termasuk Seleb Blogger, tapi beliau follow blog saya lho. Ini bukti bahwa beliau adalah Seleb Blogger yang rendah hati. Saya akan meniru sifat beliau yang satu ini. :)



Saya saat memperkenalkan diri

Lalu, ilmu apa saja yang dibagikan Mak Injul kemarin? Banyaaakkk... Saya semangat menyimak meskipun sambil beredar kesana kemari karena harus "momong" Aga. :p


Beneran, itu saya nggak lagi disetrap. Itu saya lagi jagain Aga. :D

Karena temanya tentang "How to Write Creative Content" jadi kemarin kita ngomongin tentang cara membuat konten yang kreatif. Gimana caranya?

Content is The King
Mak Injul pernah menjabarkan hal ini di blognya. Kata beliau, "Konten adalah salah satu kekuatan motivasi di dunia maya." Semua orang bisa menjadi penulis, tetapi tidak semua orang bisa menjadi content creator.

Lalu, apa sih ciri-ciri konten kreatif itu? Sebuah tulisan dikatakan sebagai konten kreatif jika memenuhi tiga syarat;

a. Read-able. Artinya, tulisan itu mengundang orang untuk membaca keseluruhan isinya. Tidak hanya berhenti di judul, atau di paragraf pertama, kemudan ia ditinggalkan.

b. Like-able. Setelah sebuah tulisan selesai dibaca, apakah lantas orang-orang tertarik untuk bereaksi terhadap tulisan itu? Sekarang ini di facebook sudah ada beberapa macam reaksi terhadap tulisan, tidak melulu "like", tapi ada beberapa ekspresi seperti; love, angry, sad, dll. Jadi sebenarnya peluangnya makin besar, lho.

c. Share-able. Setelah orang-orang memberi "like" atau menyukai sebuah tulisan, apakah kemudian tulisan itu bisa mempengaruhi seseorang untuk membagikannya? Nah, ini yang paling sulit. 


Untuk membuat tulisan yang read-able hingga share-able, apa sih yang harus kita lakukan? Jawabannya tentu, buatlah konten yang dicari dan diinginkan pembaca. Seperti apa konten yang dicari itu?
1. Unik
2. Menarik
Kalau dua syarat itu terpenuhi, maka kemungkinan tulisan kita menjadi viral semakin besar.

Meskipun begitu, ini pesan saya sih, jangan lantas demi membuat sebuah tulisan yang viral, kita malah jadi mengesampingkan norma ya... Tetap, buatlah tulisan yang bermanfaat. Jangan bangga jika tulisan kita justru membuat perpecahan dan pertikaian dimana-mana. Oke? Percaya deh, tulisan kita bisa mengubah pikiran seseorang. ^_^


Selanjutnya, apa sih enaknya nge-blog?

Mak Injul bercerita, lebih tepatnya mengabarkan alias memberi tau kami, tentang Content Creative 2O16.

1. Content is the new ad
Jaman sekarang, karena masyarakat lebih sering menatap layar handphone dibanding layar televisi, maka para pemilik brand-brand itu berpikir, lebih baik menyewa jasa blogger dibanding membuat iklan di televisi. Inilah, maka sekarang peluang berpenghasilan melalui blog semakin besar. *wew, jadi makin cemungudth.. tapi kapaaann ya job review itu datang? :P

2. Content is the new creative
Kalau tadi disebutkan bahwa tulisan bisa mengubah pikiran orang, maka ada hal lain yang juga memiliki pengaruh yang sama. Apa itu? Gambar dan Video. Dan Blog, bisa menggabungkan 3 hal sekaligus;
- Tulisan
- Image
- Video
pe-er untuk saya, belajar membuat video. :D

3. Content is the new SEO
Nah, kalau udah ngomongin tentang SEO segala macam, saya nyerah dulu deh, hehehe... 

Memang sih, ngomongin tentang peluang penghasilan dari blog itu bisa bikin mata ijo. Tapiii, Mak Injul juga berpesan, "Blogging with Heart, Money will Follow." Makanya, nulis aja terus, nanti juga pasti menghasilkan. Setidaknya, ya menghasilkan tulisan itu sendiri. :D


Haaaahh...kalau udah ngomongin soal hobi, rasanya waktu yang terlewat terasa amat cepat. Beneran, Mak Injul itu asik banget orangnya. Seperti ilmu padi yang makin berisi makin merunduk, begitulah kira-kira pembawaan Mak Injul. Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain kesempatan ya, Mak. 

Dan akhirnya selesai sudah acara yang seru banget itu. Kami kemudian mengambil foto sebelum berpisah. ^^

ps: semua foto diambil dari teman-teman KEB Solo. Saya ngga bisa ambil gambar karena repot sama Aga, hehe.. *alesyan

KEB Solo yang unyu-unyu berbalut baju ungu

Read More

Belajar Bisnis dan Melek Teknologi dari Ibu Erlisa Karamoy

Friday, March 25, 2016

Mendengar nama Erlisa Karamoy, saya langsung membayangkan Angel Karamoy, xixi.. *Ampuuun..:v Habis namanya seolah tidak asing di telinga, ya 'kan? :D

Ada yang belum tahu, siapakah Ibu Erlisa Karamoy itu? Baik, kita berkenalan dulu yuk. Ibu Erlisa Karamoy adalah seorang penulis yang memiliki 3 putra-putri yang sudah beranjak remaja. Beliau tergabung dalam beberapa komunitas kepenulisan, salah satunya adalah Blogger Perempuan. Beliau bertempat tinggal di Tangerang, Banten. Tulisan beliau bisa kita baca di websitenya yang beralamat di http://elisakaramoy.com

Tapi ada yang sedikit membuat saya bingung. Yang benar, namanya Elisa atau Erlisa, sih? Karena di beberapa media sosial beliau menggunakan nama Erlisa Karamoy, namun jika kita membuka websitenya, disitu tertulis Elisa Karamoy.

Ternyata, nama asli pemberian orang tua beliau sebenarnya adalah Meutia Erlisa Sevelina Karamoy, namun di facebook, beliau menggunakan nama Mutia Erlisa Karamoy, dan di twitter serta instagram, beliau menggunakan nama @mutia_karamoy. Mengapa beliau menggunakan "elisakaramoy" tanpa huruf r sebagai alamat website-nya? Tak lain karena nama Elisa adalah nama kecil atau nama panggilan di keluarga, dan karena memori itu begitu kuat, beliau memilih nama ini sebagai nama domain.

Sudah jelas 'kan? :D

Membaca blognya, terus terang saya langsung ingin mengatakan "wow". Tulisan beliau panjang-panjang. Huhuhu, sementara saya ini punya kesulitan dalam mengembangkan ide. Jadi memang, tulisan saya cenderung kurang detail. Halah, malah curcol. :p

Sepertinya, saya harus berguru pada beliau. :D

Tapi saya salut. Terlihat sekali bahwa beliau ini memiliki semangat yang luar biasa. Dari tulisannya saya menangkap bahwa beliau ingin membuktikan bahwa ibu-ibu pun bisa melek teknologi. Ada beberapa tulisan dalam blog beliau yang mengulas tentang komputer, diantaranya:

1. Berkat Notebook Paling Tipis Ini, Emak Makin Eksis dan Keren
2. Notebook Semakin Tipis Bikin Dompet Emak Semakin Tebal

Hihi, baca judulnya aja bikin mata ijo, ya 'kan?

Dan selain melek teknologi, beliau ini rupanya seorang mompreneur juga. Ah iya, jaman sekarang, kalau mau bisnis lekas melejit, kita harus mau mengikuti perkembangan jaman. Persaingan dagang akan selalu ada, sehingga kita harus jeli melihat peluang dan memanfaatkan kesempatan. Ada banyak tips yang beliau bagi. Dalam Bisnis Melesat Berkat Olah Marketing, beliau memberikan tips bagi para produsen yang hasil produksinya barupa barang, untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Tempat. Tempat yang dipilih harus strategis agar mudah diakses oleh konsumen.
2. Kualitas produk, harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
3. Harga. Usahakan harga yang kita patok terjangkau oleh konsumen.
4. Promosi. Lakukan promosi agar konsumen tau betul mengenai apa dan bagaimana produk yang kita jual.

Wiii, tipsnya keren kan ya? Kalau mau belajar bisnis lebih dalam lagi, beliau juga pernah lho, mengulas tentang beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh para online shop untuk memermudah bisnis. Komplit deh pokoknya.

Dan seperti ibu-ibu pada umumnya - saya juga - beberapa kali beliau juga menulis tentang kegiatan putra-putrinya. Tidak hanya menulis tentang curahan hati saja - kalo ini saya banget - tapi beliau juga memberikan tips-tips tentang parenting. Ini yang juga tak kalah penting.

Nah, kini, siapa yang penasaran dengan wajah cantik ibu Erlisa Karamoy? Nah, ini dia;

Ibu Erlisa Karamoy

Read More

Kuliner Makassar; Pallu Basa

Tuesday, March 22, 2016


Alhamdulillah, beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 11 Maret, saya sekeluarga bisa menginjakkan kaki di Makassar. Sebagai orang yang jarang piknik, ini adalah perjalanan istimewa, karena jujur saja ini kali pertama saya ke luar Pulau Jawa. Bisa dibilang juga, kemarin itu benar-benar first flight untuk saya, Amay dan Aga. Kalau suami sih, sudah sering pergi jauh karena urusan pekerjaan, hehe..

Mendarat di jam 12 siang, kami bersabar menunggu Ayah yang sedang shalat jum'at. Mamah sendiri sudah menunggu kami. Oya, kami ke Makassar dengan tujuan untuk mengunjungi kakek dan neneknya anak-anak dari pihak suami. Memang sudah lebih dari empat tahun ini, Ayah dinas disana.

Jam 1 kurang, Ayah datang. Kami langsung meluncur pulang. Sebelumnya, Ayah dan Mamah mengajak kami untuk makan siang. Iya ya, itu jamnya makan siang sih, jadi dengan senang hati kami menerima ajakannya, berhubung perut ini juga sudah berteriak minta diisi. :o

Mobil Ayah berhenti di sebuah warung makan yang menjual Pallu Basa, kuliner khas Makassar. Di depan tertulis Pallubasa Serigala. Kata Mamah, ini yang paling terkenal, yang terletak di Jalan Serigala.

Pallubasa Serigala

Ayah antusias bercerita, "Biasanya disini ramai kalau jam makan siang. Bahkan, kadang kita sedang makan pun, di belakang kita sudah ada yang berdiri menunggu." Tapi Ahamdulillah waktu kita datang, masih ada beberapa tempat yang kosong. Artinya, kami tidak perlu menunggu, atau makan dengan terburu-buru. Memang banyak pengunjung yang datang, tetapi tidak terlalu penuh.

Setelah memesan, pelayan datang membawakan pesanan, semangkuk pallubasa dan sepiring nasi. Lumayan cepat, menandakan bahwa mereka terbiasa gesit melayani pelanggan.




Ini kali pertama saya mencicipi makanan ini. Kalau lidah saya tidak salah, rasanya mirip dengan Empal Asem Khas Cirebon. Suami saya setuju dengan pendapat saya. Tapi kata Mamah, seharusnya pallu basa nggak begini rasanya. Biasanya agak hitam karena memakai kluwak, bumbu yang digunakan untuk memasak rawon, dan juga ada campuran serundengnya.

Entahlah, mengapa ada perbedaan disini. Yang jelas sih, pallubasa ini enak, hehe, apa karena saya lapar ya? :D

Pallu Basa; Kuliner Khas Makassar

Saat membayar, saya cukup terkejut karena harganya yang lumayan murah untuk makanan berbahan daging. Semangkuk Pallu Basa ini harganya hanya Rp 14.000,- saja. Berbeda dengan di Jawa, harga daging disini sepertinya murah, karena beneran, dagingnya banyak dan besar-besar.

Tapiiii...berbeda dengan di Jawa, harga sepiring nasi dan es teh disini termasuk mahal. Sepiring nasi dibandrol dengan harga Rp 6.000,- dan es teh Rp 5.000,-. Kalau di Jawa kan, harga nasi dan es tehnya hanya separuhnya, hehe... Jadi, keseluruhannya kami hanya membayar Rp 25.000,- per orang. Hmmm..lumayan puas dan bikin kenyang.

Kalau teman-teman ke Makassar, jangan lupa kuliner ini yaa.. :D
Read More