Ada yang tau film Totoro? Pasti banyak yaa yang tau. Hehe, saya sendiri nih kayaknya yang kudet karena baru tau Totoro satu bulan terakhir. Ini karena Ninis, mahasiswi UGM yang sedang Kerja Praktik di Akanoma, meng-copy-kan film itu untuk Amay. Dan karena Amay memang suka sekali menonton film, Totoro diputar hingga berkali-kali setiap hari, tanpa kenal bosan.
Totoro adalah film Jepang, produksi Studio Ghibli. Judul lengkapnya sih; My Neighbor Totoro. Film ini dirilis tahun 1988. Haha..tahun itu saya baru lahir.
tokoh TOTORO yang digambar Amay |
Film ini adalah jenis film animasi. Yang paling menarik bagi Amay adalah cerita fantasinya. Cerita lengkapnya begini: (oya, saya sedikit mengintip Wikipedia juga agar tidak salah menafsirkan, karena filmnya memang berbahasa Jepang)
Pada tahun 1958, seorang profesor di Universitas Tatsuo Kusakabe dan dua putrinya, Satsuki dan Mei, pindah ke sebuah rumah tua agar bisa tinggal lebih dekat dengan rumah sakit tempat ibu mereka dirawat. Yasuko, ibu dari Satsuki dan Mei, memang sedang sakit. (Tidak disebutkan sakitnya sakit apa, tapi pemulihannya memerlukan waktu yang lama)
Di rumah itu, Satsuki dan Mei menemukan bahwa rumah ini dihuni oleh makhluk kecil berwarna hitam yang disebut Susuwatari. Amay menyebutnya "hantu bayangan" karena makhluk-makhluk yang menyerupai gumpalan debu itu bisa menghilang.
Suatu hari, saat Satsuki sedang pergi ke sekolah, Mei bermain sendirian di halaman. Saat bermain itulah, ia melihat "hantu kelinci" yang masuk ke kolong rumah mereka. Seperti bermain petak umpet, hantu kelinci itu bersembunyi, kemudian mengendap-endap berlari karena takut tertangkap oleh Mei. Mei pun sadar buruannya hendak kabur. Ia mengejarnya, hingga memasuki semak-semak yang memiliki lorong panjang, dan membuatnya terperosok ke dalam rongga pohon kamper yang besar.
Saking semangatnya mengejar hantu-hantu tadi, tanpa sadar Mei terjatuh tepat di perut sosok besar yang kemudian dia beri nama Totoro. Bukannya takut, Mei malah senang bermain-main dengan hantu besar yang lucu itu. Ia bermain hingga tertidur.
Ketika Satsuki pulang sekolah, ia mencari-cari Mei yang menghilang, dan ditemukannya Mei sedang tertidur di lorong semak-semak. Satsuki berusaha membangunkannya. Ketika Mei terbangun, ia kebingungan mencari-cari dimana Totoro yang ditemuinya tadi.
Satsuki tidak mempercayai kata-kata Mei, namun Mei berusaha meyakinkan kakaknya bahwa ia telah bertemu dengan sosok Totoro. Ayahnya kemudian berkata bahwa Totoro mungkin memang ada, dan ia akan menampakkan dirinya ketika ia ingin.
Pada tahun 1958, seorang profesor di Universitas Tatsuo Kusakabe dan dua putrinya, Satsuki dan Mei, pindah ke sebuah rumah tua agar bisa tinggal lebih dekat dengan rumah sakit tempat ibu mereka dirawat. Yasuko, ibu dari Satsuki dan Mei, memang sedang sakit. (Tidak disebutkan sakitnya sakit apa, tapi pemulihannya memerlukan waktu yang lama)
Di rumah itu, Satsuki dan Mei menemukan bahwa rumah ini dihuni oleh makhluk kecil berwarna hitam yang disebut Susuwatari. Amay menyebutnya "hantu bayangan" karena makhluk-makhluk yang menyerupai gumpalan debu itu bisa menghilang.
Suatu hari, saat Satsuki sedang pergi ke sekolah, Mei bermain sendirian di halaman. Saat bermain itulah, ia melihat "hantu kelinci" yang masuk ke kolong rumah mereka. Seperti bermain petak umpet, hantu kelinci itu bersembunyi, kemudian mengendap-endap berlari karena takut tertangkap oleh Mei. Mei pun sadar buruannya hendak kabur. Ia mengejarnya, hingga memasuki semak-semak yang memiliki lorong panjang, dan membuatnya terperosok ke dalam rongga pohon kamper yang besar.
photo |
Ketika Satsuki pulang sekolah, ia mencari-cari Mei yang menghilang, dan ditemukannya Mei sedang tertidur di lorong semak-semak. Satsuki berusaha membangunkannya. Ketika Mei terbangun, ia kebingungan mencari-cari dimana Totoro yang ditemuinya tadi.
Satsuki tidak mempercayai kata-kata Mei, namun Mei berusaha meyakinkan kakaknya bahwa ia telah bertemu dengan sosok Totoro. Ayahnya kemudian berkata bahwa Totoro mungkin memang ada, dan ia akan menampakkan dirinya ketika ia ingin.
Totoro, Mei-Chan, Satsuki-Chan, Ayah, dan hantu bayangan yang digambar oleh Amay.. |
Cerita berlanjut. Suatu hari, Satsuki dan Mei menanti ayahnya pulang. Hari itu hujan, dan mereka menyadari bahwa ayahnya tidak membawa payung, sehingga mereka memutuskan untuk menjemput ayahnya agar sang ayah tidak kehujanan. Sampai malam tiba, bus yang membawa ayahnya tak kunjung tiba. Saat itulah, Satsuki menyadari ada sosok besar yang mendampinginya.
Yup, Totoro menampakkan diri.
Lucu sekali, Totoro yang berbadan besar, hanya menggunakan sehelai daun untuk memayungi tubuhnya. Ia juga merasa senang saat tetesan air jatuh di atas kepalanya.
picture taken from here |
Satsuki pun berinisiatif untuk meminjamkan payungnya pada Totoro. Sebagai tanda terima kasih, Totoro menghadiahi Satsuki seikat kacang-kacangan dan biji-bijian. Mereka berdua itu beneran pemberani deh...
Tak berapa lama kemudian, Totoro mengaum. Rupanya, itu adalah caranya untuk memanggil cat-bus, bis kucing yang merupakan kendaraan pribadi Totoro. Bis itu bisa membuka, menutup, melebar dan ah, pokoknya pintunya elastis banget.
Beberapa saat berlalu, bis yang ditumpangi ayahnya tiba. Satsuki dan Mei pun menceritakan pertemuan mereka dengan Totoro.
Keesokan harinya, Satsuki dan Mei menanam biji-bijian pemberian Totoro. Dan di suatu malam, mereka terbangun dan menemukan Totoro dan dua rekan kecilnya terlibat dalam tarian seremonial di sekitar biji-biji yang ditanam Satsuki dan Mei. Mereka pun bergabung, dan menyaksikan bagaimana benih-benih itu bertunas, tumbuh semakin tinggi dan semakin besar. Totoro pun membawa keduanya terbang ke puncak pohon. Pagi harinya, pohon besar itu menghilang, tetapi benih yang mereka tanam benar-benar bertunas.
Pertama saya melihat film ini, saya langsung nyeletuk, "Ya ampun, anak-anak ini lincah-lincah amat ya." Dan iya, karakter mereka berdua itu terlihat saling menyayangi dan selalu ceria. Hebatnya lagi, ayahnya tidak pernah melarang apa yang dilakukan anak-anaknya. Ia tahu, anak-anaknya memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Tapi keceriaan mereka hilang pada suatu hari. Ada telegram dari rumah sakit, yang mengabarkan bahwa ayah mereka harus datang karena kondisi ibunya yang kurang baik. Satsuki berusaha menghubungi ayahnya lewat telepon yang dipinjamnya dari tetangganya. Ayahnya kemudian berkata bahwa nanti akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya.
Satsuki merasa khawatir akan kondisi ibunya. Ia menangis saat menyatakan kerisauannya pada O-Bachan, nenek yang menjaga mereka. Mei yang mendengar kekhawatiran kakaknya, memutuskan untuk pergi sendiri ke rumah sakit. Mei berlari, sambil membawa sebonggol jagung yang akan dihadiahkannya untuk ibunya tercinta.
Hilangnya Mei membuat O-baachan, Satsuki, Kant (teman sekolah Satsuki, yang juga tetangga mereka) dan para tetangga mencarinya. Mereka sempat mengira bahwa Mei-Chan tenggelam di dalam kolam karena mereka menemukan sebuah sandal kecil. Akan tetapi, lega, Satsuki mengatakan bahwa sandal itu bukan milik Mei.
Hari sudah hampir malam, namun Mei belum juga ditemukan. Satsuki memutuskan untuk masuk ke semak-semak yang dahulu diceritakan Mei sebagai jalan menuju rumah Totoro. Ia pun berdo'a sebelum memasuki lorong semak itu, agar ia bisa bertemu dengan Totoro.
Do'anya terkabul. Ia menemukan jalan lain, yaitu rongga pohon kamper. Seperti Mei dulu, ia pun menjatuhi Totoro yang sedang tertidur. Saat itulah, ia menceritakan pada Totoro bahwa Mei hilang. Ia memohon pada Totoro untuk membantu mencarinya.
Totoro yang baik hati itu kemudian tersenyum. Sambil menggendong Satsuki, Totoro terbang ke puncak pohon, lalu mengaum. Lalu, cat-bus pun datang dan bersiap mengantar Satsuki menemui Mei yang tersesat.
Mei pun diketemukan. Kakak-beradik itu berpelukan. Mereka berterima kasih pada bis kucing itu. Tak berhenti sampai disitu, cat-bus pun membawa mereka berdua menuju rumah sakit tempat sang ibu dirawat. Dari atas pohon (masih duduk di atas cat-bus), mereka bisa melihat kondisi ibunya dari jendela. Mereka cukup lega, karena ternyata ibunya baik-baik saja.
Jagung yang dibawa-bawa Mei pun dijatuhkan tepat di samping jendela kamar ibunya. Ayahnya, yang saat itu sedang bersama sang ibu, membaca tulisan di kulit jagung itu. "Untuk Ibu".
Satsuki dan Mei pulang, lalu mereka menemui O-baachan, nenek yang menjaga dan merawat mereka itu. Mereka berpelukan, lega karena bisa kembali bersama-sama.
Selesaaaaiii... ^_^