Baru tadi siang saya berdiskusi dengan suami, kira-kira
kemana Amay akan melanjutkan sekolahnya nanti. Amay kini sudah duduk di bangku
TK B, sehingga tahun depan dia akan masuk SD, dan enam tahun berikutnya akan masuk SMP, insya Allah. Saya sih inginnya,
Amay melanjutkan pendidikannya di sekolah yang berbasis agama. Alasannya agar
Amay memiliki pemahaman agama yang baik, karena bagi saya, anak yang sholih
adalah investasi untuk orang tuanya.
Nah, biasanya nih, berdasar pengalaman tahun lalu, pendaftaran
online sudah dimulai sejak bulan Oktober. It means, kurang dari dua bulan lagi
dong ya? Makanya, saya pun harus mulai rajin cari informasi mengenai SDIT [Sekolah Dasar Islam Terpadu] di
Solo Raya.
Hasil ngobrol-ngobrol tadi, kami belum bisa menyimpulkan SD mana yang akan kami pilih. Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan, yakni:
1.
Lokasi, apakah mudah dijangkau, mengingat bahwa
urusan antar-jemput nanti akan melibatkan saya sebagai “Macan Ternak” alias
Mama Cantik tukang anTer aNak.Tsaahh.. :v
Masalahnya, saya kurang cakap membawa
sepeda motor sambil menggendong atau memboncengkan Aga. Aga yang usianya baru 21
bulan itu, belum mau duduk sendiri di kursi boncengan motor.
2.
Jam belajar. Saya sih inginnya Amay sekolah di
sekolah yang hari Sabtunya libur. Jadi kalau kami ingin ke luar kota, nggak
harus menunggunya pulang sekolah di hari Sabtu. Hehe, emak banyak maunya yaa.. :D
3.
Biaya. Nah, ini yang paling penting. Mengingat
bahwa tabungan kami belum banyak. Hiks, jadi sedih deh kalau mengingat betapa
selama ini kami lalai menyisihkan rezeki untuk biaya pendidikan anak-anak.
Jadinya, kalau sudah mepet waktunya begini, kami kelimpungan.
Tahun ajaran yang lalu, seorang tetangga dekat, mendaftarkan
putranya ke sebuah SMPIT di Solo, dengan uang masuk Rp 16 juta dan SPP Rp 65O
ribu per bulan, BELUM katering. Yak, memang sekolah ini bukan incaran kami sih, hehe.. Kenapa coba? Ya
karena biayanya yang mahal teuing itu
lah.. Tapi setidaknya kami jadi punya gambaran bahwa biaya sekolah di SMPIT di
Solo memang kurang lebih segitu. Untuk SDIT pun, biayanya tidak terlalu berbeda jauh dengan tingkat SMP-nya.
Mahal atau murahnya biaya pendidikan memang tidak menjamin kesuksesan anak kelak. Tapi tak ada yang salah dengan “mengupayakan yang terbaik untuk anak-anak”, kan?
Nah, biaya sekolah sekarang saja sudah ada di kisaran belasan juta. Bagaimana dengan biaya sekolah Amay kelak? SD?
Oya, ternyata kita bisa loh menghitung perkiraan biaya pendidikan dengan kalkulator financial. Morinaga Chil-Go! yang menyiapkannya. Keren kan? Kita tinggal masuk-masukkan angkanya saja. Begini contohnya, nanti di bagian bawah akan muncul total biaya yang diperlukan. Untuk Amay ini, totalnya adalah Rp 56 juta.
Maka sebagai orang tua yang baik, yang mengusahakan yang
terbaik untuk putra-putrinya, saya bertekad untuk mulai menyiapkan dana
pendidikan untuk Amay dan Aga. Karena, menurut Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom,
GcertFinPlanning, CFP, QWP, seorang Perencana keuangan independen dari ZAP
Finance yang juga penulis buku “Menjadi Cantik, Gaya, & Tetap Kaya”, inflasi
pendidikan adalah sesuatu yang nyata. Maka dari itu, penting bagi para orang
tua untuk menyiasati dengan cerdas dan bijak dana pendidikan yang angkanya
sangat fantastis itu agar di kemudian hari, ongkos tersebut tidak menjadi beban.
Untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, apa saja
langkah-langkahnya?
Pertama, orang tua sebaiknya sudah harus mulai
mendiskusikan pendidikan anak sejak sang anak masih dalam kandungan. Lakukan
survei dengan mendatangi sekolah-sekolah yang ada atau datang ke pameran
pendidikan yang mulai banyak diselenggarakan. *dan yak, poin 1 ini kami terlambat*
Kedua, berdasarkan pilihan favorit orang tua dan anak, lakukan riset kebutuhan biaya pendidikan untuk tahun ini. Pahami bahwa biaya pendidikan tahun ini kemungkinan besar akan meningkat setiap tahunnya, sehingga saat anak masuk sekolah nilainya akan bertambah besar.
Ketiga, sesuai kebutuhan dana yang sudah dihitung, silakan periksa tabungan atau investasi yang sudah disiapkan. Apakah sudah cukup? Jika angkanya masih lebih kecil dari yang seharusnya, jujurlah pada diri sendiri bahwa sekaranglah saatnya merevisi rencana dana pendidikan.
Keempat, periksa apakah keuangan keluarga sudah terlindungi. Menabung dan berinvestasi akan terasa mudah dijalankan oleh keluarga yang masih produktif dan mendapatkan penghasilan. Risiko kematian di usia produktif atas pencari nafkah atau orang tua dapat terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, perlindungan asuransi jiwa sangat penting dalam perencanaan dana pendidikan.
Supaya tidak salah dalam perencanaan dana pendidikan, kita sebaiknya memahami bahwa fungsi investasi adalah membantu untuk mencicil dalam jumlah kecil dan mengharapkan hasil keuntungan yang tinggi. Sehingga, dalam 10 hingga 15 tahun kedepan, saldonya terkumpul sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan, asuransi jiwa, berfungsi untuk melindungi keluarga, jika dalam perjalanan melakukan cicilan investasi, tiba-tiba terjadi kematian atas pencari nafkah utama maka penghasilan yang biasa diberikan kedalam rumah tangga dapat digantikan oleh dana tunai dari uang pertanggungan polis asuransi jiwa.
Idealnya, Ayah dan Bunda memang bisa melakukan perencanaan sendiri dengan berinvestasi dan membeli asuransi jiwa secara terpisah. Namun, berbeda dengan investasi, terkadang premi atas pembelian asuransi jiwa harus dibayarkan sekaligus. Akibatnya membuat kacau arus kas keluarga di bulan tertentu. Kendala premi minimum yang tinggi pun menghambat sebagian masyarakat untuk membeli asuransi jiwa jenis tertentu.
Salah satu produk yang dapat membantu orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan adalah asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan akan memberikan manfaat proteksi, yaitu perlindungan kepada pemegang polis hingga berusia 99 tahun (tergantung jenis produk asuransi jiwa). Sehingga, jika anak belum selesai bersekolah hingga sarjana dan terjadi risiko kematian pada orang tua, maka anak akan tetap memiliki dana untuk meneruskan pendidikannya. Sedangkan bonus manfaat investasi dari sebuah asuransi pendidikan akan diperoleh jika porsi tabungan atau dana investasi yang dikumpulkan terus berkembang dan memberikan hasil yang positif. Pahamilah bahwa investasi pasti mengandung risiko, jadi tidak seperti produk tabungan, nilai investasi tidak dijamin oleh perusahaan asuransi jiwa. Hasil keuntungan bisa jadi sesuai harapan, atau diatas harapan, atau dibawah harapan.
Salah satu teman keluarga yang memahami kebutuhan orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan adalah Morinaga. Oleh sebab itu, Morinaga Chil-Go! memfasilitasi Ayah dan Bunda dalam mempersiapkan hal tersebut dengan program Bekal Masa Depan Chil-Go!
Bekal Masa Depan Chil-Go! merupakan salah satu langkah Morinaga dalam mendukung gerakan #SiapCerdaskanBangsa yang ditujukan kepada para orang tua untuk dapat berbagi stimulasi dan ide kreatif dalam mengembangkan Kecerdasan Majemuk Si Kecil sehingga menjadi Generasi Platinum yang multitalenta. Morinaga Chil-Go! akan memilih 9 orang pemenang hadiah utama dan 3.035 orang pemenang hadiah hiburan selama periode program berlangsung.
Hadiah utama dari Bekal Masa Depan Chil-Go! ini adalah Dana Asuransi untuk Pendidikan dengan total senilai 3 Milyar Rupiah dibagi menjadi 3 (tiga) kategori di masing-masing periode, yaitu :
a. Platinum:
Asuransi Pendidikan senilai Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)*
b. Gold:
Asuransi Pendidikan senilai Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)*
c. Silver:
Asuransi Pendidikan senilai Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)*
* berdasarkan perhitungan investasi hingga anak berusia 18
tahun
Saya sudah ikut programnya lho..
Bekal masa depan yang terbaik merupakan hak anak. Mari para orang tua persiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin, agar hak anak yang menjadi tanggung jawab orang tua dapat terpenuhi.
Yuk Ayah dan Bunda, ikuti program Bekal Masa Depan Morinaga Chil-Go! Simak caranya disini yaa... Siapa tau, kita menjadi salah satu yang beruntung mendapatkan kemudahan dalam mempersiapkan dana pendidikan anak-anak kita. :D