Belum lama penggemar Drama Korea dibuat sedih oleh kabar perpisahan Song Song Couple, beberapa hari lalu K-Lovers kembali berduka karena meninggalnya Jeon Mi-seon. Walau saya tak mengerti banyak tentang Jeon Mi-seon, tapi saya ingat betul dengan wajahnya, karena saya sempat mengikuti drama televisi berjudul Bread, Love and Dream yang ditayangkan di Indosiar 2010 lalu. Di serial yang juga dikenal dengan judul lain yaitu "King of Baking, Kim Tak Gu" itu, Jeong Mi-seon berperan sebagai ibu dari Kim Tak Gu.
Yang membuat sedih dan mendorong saya untuk menulis di sini adalah tentang bagaimana Jeon Mi-seon meninggal. Di berita online yang saya baca, Jeon Mi-seon dikabarkan sedang mengalami depresi setelah kepergian salah satu anggota keluarganya. Hal inilah yang diduga kuat mendorongnya mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di toilet tempat ia menginap pada tanggal 29 Juni lalu.
Depresi memang tak bisa dianggap sepele. Secara fisik memang tidak terlihat kesakitan, tetapi efeknya bisa mengakibatkan kematian.
Omong-omong soal bunuh diri, saya jadi ingat YouTube-nya Risa Saraswati. Beberapa kali ada "sesuatu" yang memasuki tubuh tim #JurnalRisa dan mereka bercerita bagaimana mereka kehilangan nyawa. Tak sedikit yang diketahui meninggal karena bunuh diri.
Oya, tentang #JurnalRisa, postingan Wina Natalia di instagram yang sedang membahas sosok William lah yang akhirnya membawa saya ke sini. Sebelumnya memang saya tidak tertarik menontonnya karena saya kira #JurnalRisa sama seperti konten horor kebanyakan, yang cuma pengen bikin kita deg-degan. Tapi setelah saya lihat satu per satu, ternyata anggapan saya keliru.
Oya, tentang #JurnalRisa, postingan Wina Natalia di instagram yang sedang membahas sosok William lah yang akhirnya membawa saya ke sini. Sebelumnya memang saya tidak tertarik menontonnya karena saya kira #JurnalRisa sama seperti konten horor kebanyakan, yang cuma pengen bikin kita deg-degan. Tapi setelah saya lihat satu per satu, ternyata anggapan saya keliru.
Ya, mungkin akan ada yang tidak setuju dengan pendapat saya, tapi yang saya rasakan, konten #JurnalRisa ada banyak hikmahnya. Coba deh, sempatkan untuk menonton satu judul saja, jika bermanfaat, lanjutkan menonton konten lainnya, tapi jika tidak, tinggalkan saja. That simple!
Yang saya capture di atas, adalah salah satu yang merasakan manfaat dari menonton acara #JurnalRisa.
Risa Saraswati dan sepupu-sepupunya sering berdialog dengan mereka yang berada di lain dunia dengan kita. Entah di episode yang mana, saya lupa, saat itu ada yang masuk ke tubuh salah satu tim, dan ternyata dia adalah Noni Belanda. Noni ini menangis saat menceritakan kisah masa lalunya. Jadi sebenarnya, meskipun dia adalah keturunan Belanda, tapi ia tidak suka dengan apa yang dilakukan Belanda pada Pribumi. Ia malah banyak membantu orang-orang pribumi.
Namun, suatu hari ia dijebak (ada pribumi yang minta tolong padanya, dan karena ia memang suka menolong, maka dia tidak menaruh curiga) untuk masuk ke suatu tempat di mana telah banyak pribumi yang sudah menunggunya. Ya, pribumi-pribumi melakukan hal yang tak senonoh padanya, sampai kemudian ia meninggal.
Pada saat masuk ke tubuh tim Risa, ia berulang kali berkata, "Saya tidak sama dengan mereka (dengan Belanda lainnya)." Nah, karena iba, akhirnya ia pun dibawa oleh Risa dan papa. Siapa itu papa? Tonton terus, nanti kalian akan mengerti. :)
Tapi tidak semuanya bisa dibantu.
Suatu kali ada Mbak Kunti memasuki tubuh Riri, adiknya Risa. Lehernya tidak bisa ditegakkan. Ia menangis minta tolong. Tapi karena Risa melihat leher itu patah karena ia gantung diri, Risa mengatakan tak bisa membantu, karena apa yang ia alami saat ini adalah hasil dari perbuatannya sendiri.
Di lain episode, saat Risa menyusuri rel kereta di daerah Bandung, ada juga sosok lain yang memasuki tubuh salah satu tim. Sosok itu terlihat menyesal, dikiranya dengan menabrakkan diri ke kereta api, semua masalahnya bisa selesai. Ternyata tidak sama sekali. Malah kini ia harus menjalani hasil perbuatannya itu, tanpa tahu hingga kapan akan berakhir.
Ya, bunuh diri adalah tindakan terlarang, karena itu berarti mendahului takdir.
Allah berfirman dalam Q.S. An Nisa' ayat 29: "... dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu."
Allah berfirman dalam Q.S. An Nisa' ayat 29: "... dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu."
Tidak ada masalah yang tak bisa selesai. Mohonlah pada-Nya agar semua bisa terurai. Yang perlu kita lakukan adalah sabar dan tawakkal, karena Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Allah berfirman dalam Q.S. Ath-Thalaq ayat 2: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar."
Carilah pertolongan, kepada keluarga, teman, atau pemuka agama. Bila perlu, pergilah ke psikiater. Yang pasti, bunuh diri bukanlah cara terbaik. Kalian keliru jika menganggap bahwa setelah bunuh diri, semua derita akan berakhir. Tidak. Kematian bukanlah akhir. Bahkan ia adalah awal dari kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita agar tetap berjalan di jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin YRA.
Jangan menyerah, jangan merasa lemah. |
Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita agar tetap berjalan di jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin YRA.