Widi Utami |
Kalau kita, mendengar dengan telinga, maka ia, mendengar dengan mata. Satu yang ditakutinya, gelap. Karena di tengah kegelapan, bukan saja ia tak bisa melihat, namun ia juga tak bisa mendengar.
Widi Utami namanya. Blogger sholihah, yang punya banyak cita-cita mulia. Ia adalah penulis yang hebat, meski di usianya yang ke empat, ia harus kehilangan fungsi indra pendengarnya karena jatuh saat berlari menyambut sang kakak.
Saya sering berbincang dengannya, karena saya, Mbak Widut (begitu kami akrab menyapanya) dan Mbak Rani, membentuk sebuah grup yang iseng kami beri nama #BloggerKAH. Nama #BloggerKAH diambil dari huruf depan nama anak-anak kami; Kevin, Amay & Aga, juga Han.
Saya sering berbincang dengannya, karena saya, Mbak Widut (begitu kami akrab menyapanya) dan Mbak Rani, membentuk sebuah grup yang iseng kami beri nama #BloggerKAH. Nama #BloggerKAH diambil dari huruf depan nama anak-anak kami; Kevin, Amay & Aga, juga Han.
Mbak Widut adalah penulis berbakat. Kalau teman-teman ingin membaca tulisan-tulisannya, blognya yaitu widiutami.com. Ia sudah mempunyai sebuah buku berjudul "Mahkota untuk Emak", yang saat launchingnya dihadiri oleh penulis terkenal Habiburrahman El Shirazy. Memang di buku itu kita tidak akan menemukan nama Widi Utami, karena disana ia menggunakan nama penanya, yaitu Mustika Ungu. Nama Mustika Ungu juga dipakainya sebagai username di twitter. Coba gih ke twitternya @MustikaUngu.
Jujur, berulang kali saya katakan pada Mbak Widut, bahwa saya menyukai gaya menulisnya. Siapa yang setuju dengan saya? Lewat kegiatan menulisnya di blog, Mbak Widut berulang kali menyabet juara. Ini jadi bukti bahwa menyandang tuna rungu, bukan berarti tak bisa berprestasi. Sejak saya mengenalnya, setidaknya Mbak Widut telah 2x memenangkan kompetisi menulis di blog.
1. Lomba blog SMS Bunda
2. Lomba Blog Liburan Ceria Bersama Tempra
Luar biasa ya? Saya yang "normal' aja belum pernah juara. Hiks. 😢😭😭
Widi Utami's Wedding Gown |
Sama dengan saya, Mbak Widut menikah saat masih kuliah. Bedanya, saat ini Mbak Widut hampir resmi menyandang gelar sarjana, sedangkan saya masih begini-begini saja. Hahaha.. *lalu meratapi nasib*
Bukan bermaksud membela diri, tapi perempuan yang sudah menikah, pasti akan berhadapan dengan banyak hal yang perlu pertimbangan. Kalau saya, pertimbangannya lebih karena tidak ada yang membantu menjaga anak-anak, karena saya dan suami sama-sama merantau. Keinginan untuk melanjutkan kuliah pasti ada, dan masih ada sampai saat ini. Cuma, apakah keinginan itu bisa terwujud nanti, tergantung ridho Illahi dan suami. 🤣🤣
Ditanya tentang suka duka menikah di saat masih kuliah, begini jawaban Mbak Widut:
Sukanya: Ada suami yang membantu saat capek mengerjakan tugas. Yang tak kalah penting adalah, SPP dibayarin suami, haha... Selain itu suami juga bisa dijadikan tukang ojek yang siap antar jemput ke kampus, juga penerjemah saat mengurus adimnistrasi. 😂😂😂
Dukanya: Nggak sebebas saat single, dalam hal mengerjakan tugas. Maksudnya, kita jadi tak bebas begadang semalam suntuk karena memang ada hak suami (dan anak), jadi manajemen waktunya kudu pol-polan, nah, ini yang tidak semua orang bisa melakukannya (termasuk Arinta, hahahaha). "Karena aku rasanya setelah ngasuh si K pengennya bobok jugak." kata Mbak Widut lagi.
Ditanya tentang suka duka menikah di saat masih kuliah, begini jawaban Mbak Widut:
Sukanya: Ada suami yang membantu saat capek mengerjakan tugas. Yang tak kalah penting adalah, SPP dibayarin suami, haha... Selain itu suami juga bisa dijadikan tukang ojek yang siap antar jemput ke kampus, juga penerjemah saat mengurus adimnistrasi. 😂😂😂
Dukanya: Nggak sebebas saat single, dalam hal mengerjakan tugas. Maksudnya, kita jadi tak bebas begadang semalam suntuk karena memang ada hak suami (dan anak), jadi manajemen waktunya kudu pol-polan, nah, ini yang tidak semua orang bisa melakukannya (termasuk Arinta, hahahaha). "Karena aku rasanya setelah ngasuh si K pengennya bobok jugak." kata Mbak Widut lagi.
Sekarang, menuju waktu sidang, Mbak Widut sangat merasa beruntung bersuamikan seorang freelancer. "Coba kalau suamiku kerja kantoran..." tambahnya lagi.
Hehehe, Allah itu memang Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya yaa... Pokoke syemangat ya Mbak Widut. Habis ini, waktumu jadi lebih banyak buat si K. Dan tentu jadi lebih siap buat bikin adiknya 'kan? #eh 🤣🤣
Hehehe, Allah itu memang Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya yaa... Pokoke syemangat ya Mbak Widut. Habis ini, waktumu jadi lebih banyak buat si K. Dan tentu jadi lebih siap buat bikin adiknya 'kan? #eh 🤣🤣
Widi Utami dan Kevin |