2024 lalu rasanya seperti babak belur. Emosi saya naik turun. Mungkin ini karena saat bapak pergi di November 2023 kemarin, saya belum sempat menikmati duka dengan benar. Saya harus tetap terlihat baik-baik saja, karena bersamaan dengan berpulangnya bapak, saya harus menyiapkan resepsi pernikahan adik. Jika dihitung, mungkin nyaris 70 persen waktu saya di 2024 berisi air mata.
Rasa sedih ditinggal bapak tentu masih ada. Sedihnya bukan karena belum ikhlas, tapi karena kecewa pada diri sendiri sebab belum bisa berbuat banyak untuk orang tua. Sadar kok, bahwa menyesali yang telah terjadi tuh cuma perbuatan sia-sia. Tapi berdamai dengan perasaan seperti itu, nyatanya memang tidak semudah mengucapkannya.
Kini menjelang 2025, saya ingin berikrar pada diri untuk menjadi insan yang lebih baik lagi. Tidak apa-apa masih merasa sedih, toh, sedih karena kehilangan seseorang yang disayang, adalah hal yang wajar. Iya kan?
Tapi mari, wahai diri, bersemangatlah lagi untuk menjalani hari-hari di depan. Siapa tau, mimpi-mimpimu tinggal sejengkal lagi untuk diwujudkan. Pun, masih ada Amay, Aga, dan Pak Yopie juga yang butuh perhatian.
Satu pesan untukmu, wahai diri. Jangan lupa berdoa untuk diri sendiri. Jiwamu juga masih perlu kau sirami. Karena kalau bukan dirimu, siapa lagi yang akan peduli?
Yuk, sambut 2025 dengan penuh semangat! Siapkan resolusi, dan yakini bahwa mimpi-mimpi itu akan terwujud suatu hari nanti. ❤️
Akhirnya Kayu Sirih diupdate juga. Masya Allah, aku kok melu senneg ya.
ReplyDeleteKayaknya aku belum nulis juga nih tentang harapan di 2025, rasanya kayak cuma ganti kalender aja tuh
Makasih banyak, Mbak Ran.. Ayuk, Mbak Ran.. Biasanya Mbak Ran yang semangatnya meluap-luap nih.. 😁
Delete