Saya mulai senang berjualan sejak kuliah. Waktu itu, karena uang jajan sangat mepet, mau ngga mau saya harus cari cara agar bisa survive. Apa aja deh saya jual, mulai dari kertas folio bergaris sampai buku pelajaran bekas. Kertas folio bergaris biasanya dibutuhkan saat ujian. Saya memanfaatkan momentum itu untuk berjualan. Nah, mengapa bisa berjualan buku bekas juga, sebenarnya ini tidak disengaja.
Ceritanya, saat kuliah dulu, saya merupakan pengguna KRL Jakarta - Bogor. Saat itu, di beberapa stasiun terdapat kios-kios buku bekas (sebelum ditertibkan seperti sekarang). Nah, saya yang saat itu suka berburu buku pelajaran bekas di stasiun (karena ngga mampu beli buku baru), akhirnya jadi sasaran teman-teman untuk titip buku serupa.
Saya kenal beberapa penjual buku bekas di stasiun Bogor dan Pondok Cina. Mereka ini adalah partner-partner saya dalam berjualan buku. Saat menginjak semester baru, biasanya saya akan menghubungi partner-partner saya itu untuk mencarikan buku pelajaran, sejumlah teman-teman yang memesan. Jadi, saat istilah PO alias Pre Order belum sepopuler sekarang, saya sudah mempraktikkan sistem itu.
Wuah, saya jadi merasa keren. 😂
Omong-omong, apa kabar bapak-bapak itu ya? Masihkah mereka berjualan buku bekas? Kalau masih, di mana mereka berjualan kini? Hmm, mulai overthinking...
Partner Cari Cuan Berikutnya...
Setelah menikah di tahun 2009, saya tidak lagi jadi penghuni Jakarta - Bogor. Saya ikut suami dan tinggal di Kota Bengawan, alias Kota Solo. Di sini, saya ngga punya siapa-siapa selain suami. Saya juga tidak punya kesibukan lain selain jadi istri.
Perubahan kebiasaan ini sempat membuat saya bingung. Mau ngapain ya?
Baru setelah adik saya kuliah di Solo dan tinggal bersama kami, saya punya gairah untuk jualan lagi. Kenapa? Karena kepepet cari uang untuk biaya kuliah adik saya itu.
Dulu saya sempat jadi reseller dua produk ini; Cilok Ping Pong dan Silky Dessert. Adik saya jadi kurirnya. Jadi, sambil berangkat kuliah, dia sekalian COD cilok atau siomay atau silky dessert. So, bisa dibilang, adik saya adalah partner cari cuan yang pertama.
Beberapa kali saya mendapat pesanan dari luar kota juga, karena penggemar cilok ini memang luar biasa banyaknya. Padahal, cilok dan siomay frozen ini hanya bisa bertahan maksimal 3 hari di suhu ruang. Supaya produk bisa diterima dengan baik, saya harus memperhitungkan waktu pengiriman.
Pilihan ekspedisi sangat menentukan dalam hal ini. Jadi, saya harus mencari ekspedisi yang sudah besar, punya cabang sampai ke pelosok negeri, dan menyediakan layanan express, karena saya ngga mau dagangan saya basi di jalan.
Adik saya sih udah paham mau saya. Maka, ketika ada pesanan yang harus dikirim ke luar kota, sambil berangkat kuliah dia akan mampir ke JNE untuk mengirimkan dagangan. Kenapa JNE? Karena JNE-lah yang memenuhi syarat ekspedisi yang saya butuhkan. Jadi, JNE juga termasuk partner cari cuan berikutnya.
Sayangnya, kini saya tak lagi bisa berjualan cilok karena produsennya sudah berhenti berproduksi. Sedih banget sih... Padahal penggemarnya sudah banyak sekali.
Baca: Lika-liku Bisnisku
Karena sudah biasa jualan apa saja, saya jadi merasa aneh ketika cuma diam saja. Saya pun mencari barang dagangan lainnya untuk dijual, dengan bergabung ke beberapa grup reseller buku dan baju.
Saya menjadi reseller baju anak, juga baju dewasa. Nah, kali ini berbalik. Kini, adik sayalah yang jadi "bos". Ceritanya, ia dan temannya punya kenalan beberapa supplier pakaian. Mereka pun mengambil barang dari supplier-supplier itu, dan saya pun menjadi salah satu dari puluhan resellernya.
Baca: Tips Sukses Menjadi Reseller Pemula
Ini dia, adik saya yang jadi partner saya dalam mencari cuan |
Rasanya seneng sih bisa cari duit bareng-bareng. Saya sama sekali ngga ada masalah meski posisi saya mungkin hanya sebagai reseller-nya. Yang penting buat saya mah, cuan. Wkwkwk...
Saya mengamini pesan Mbak Linda Yuli Yani, owner ELYECRAFT, dalam JNE Goll...Aborasi Bisnis Online bersama UMKM Cilegon beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu beliau berkata, "Jangan anggap kompetitor sebagai lawan, tetapi jadikan motivasi, bahkan teman untuk berkolaborasi."
Nah, di sini saya menganggap adik saya tidak hanya sebagai adik, tapi juga sebagai partner cari duit. Ngga ada persaingan di sini, yang ada adalah saling mendukung satu sama lain. 😁
Omong-omong, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari JNE Goll...Aborasi Bisnis Online bersama UMKM Cilegon beberapa waktu lalu. Selain Mbak Linda, acara tersebut juga menghadirkan Farah Kartika Sari, owner IKM Permata (sandal hotel Cilegon). Dari beliau, saya belajar untuk pantang menyerah menghadapi rintangan di depan mata.
Kita tahu, masa pandemi, banyak usaha terpuruk. Termasuk dunia pariwisata, perhotelan, dan hal-hal yang berkaitan dengan bisnis tersebut pun terkena dampaknya. Nah, dalam hal ini, bisnis yang Mbak Farah jalankan selama ini tak luput dari kesulitan itu. Tapi, seperti kata pepatah, nahkoda yang tangguh tidak terlahir dari laut yang tenang, pelaku bisnis yang tangguh lahir dari berbagai tantangan dan kesulitan. Pandemi tak membuatnya patah semangat, tetapi justru memacu untuk memikirkan berbagai strategi.
"Adanya pandemi ini menghambat produksi kita, sehingga adanya covid-19 membuat kita menjadi lebih putar otak bagaimana supaya UMKM kita tetap berjalan. Melalui sosial media, e-commerce, lalu ekspedisi seperti JNE, kami sebagai UMKM manfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis. Selain itu, kita juga berkolaborasi di sana. Usaha kita yang di masa pandemi (mengalami) krisis, (kini) menjadi stabil lagi." Ujar Mbak Farah Kartika Sari.
Anyway, dalam kesuksesan yang diraih para pelaku bisnis online, sedikit banyak memang ada peran JNE juga lho, teman-teman. Seperti yang kita tahu, JNE adalah perusahaan yang didirikan oleh anak bangsa, dan mengusung tagline connecting happiness. Namun, tidak hanya mengantar paket-paket saja, JNE juga mengantarkan kebahagiaan lain, salah satunya dengan memberikan kesempatan kolaborasi bagi UMKM setempat.
Tak berhenti di situ, kebaikan JNE Cilegon juga diantarkan melalui program-program CSR seperti pembangunan rumah wakaf Alquran, bantuan bagi korban bencana, juga yayasan asrama. Selain itu, JNE Cilegon juga terus berupaya untuk membantu meningkatkan penjualan para pelaku UMKM.
Pak Herry Herbowo selaku Branch Manager JNE Cilegon mengatakan, akan ada kegiatan yang dilakukan setelah Goll...Aborasi ini, di antaranya yaitu trading house, digital marketing, serta kegiatan lainnya yang akan berkolaborasi dengan para seller.
Sebagai informasi, JNE Goll...Aborasi Bisnis Online Kota Cilegon merupakan kota ke-9 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2002. Goll...Aborasi Bisnis Online tahun 2022 ini akan dilakukan di 60 kota di seluruh Indonesia. Setelah kota Cilegon, gelaran roadshow ini akan hadir di kota Pasuruan pada tanggal 19 Mei 2022. Temen-temen yang punya usaha online, jangan lewatkan kesempatan ini, yaa... It's all free!!! Ilmunya dapat, cuannya insya Allah juga dapet. 😊