Di kelas 5 ini, Mas Amay dipilih menjadi ketua kelas. Beberapa kali saya melihat bagaimana ia memimpin teman-temannya saat sekolah daring. Pernah, ia "membentak" temannya yang menulis pesan jorok di kolom chat.
"Jangan nulis kata kasar woy! Sing sopan!" Katanya, setelah meng-unmute mic.
Setelah kelas usai dan kami sedang bersantai, saya ajak ia ngobrol tentang kelas tadi. Akhirnya, mengalirlah cerita. Saat itu, wali kelas sedang ada urusan sebentar, sehingga anak-anak diminta mengerjakan soal latihan sambil menunggu beliau kembali. Bukannya ngerjain tugas, beberapa temannya ini malah asik ngobrol di kolom chat.
"Ya ngobrol sih ngga apa-apa, tapi jangan nulis kasar lah." Keluhnya.
"Emangnya temen Mas Amay nulis apa?" tanya saya.
"Ada anjg, bgsd, kan ngga sopan." jawabnya.
Saya memuji sikapnya. Namun, saya juga menasihatinya untuk pandai memilah dan memilih kata, agar teman-temannya tidak salah paham. Khawatirnya, Amay malah kena bully karena ketegasannya ini.
Saya sih berusaha memaklumi anak-anak ini, karena di usia menjelang remaja, egonya memang lagi tinggi-tingginya. Di usia tanggung seperti ini, mereka sedang senang-senangnya mencoba hal baru, termasuk mengucapkan kata-kata yang memiliki konotasi tabu. Biar dianggap keren. Apalagi, di era sekarang di mana kita sangat mudah mengakses aneka informasi, konten-konten seperti ini susah sekali difilter. Kata-kata kasar yang bertebaran di internet pun perlahan menjadi sesuatu yang biasa.
Jadi, jika ada anak-anak yang senang mengucapkan kata kasar, kita perlu telisik lagi bagaimana peran orang tua dalam mendidiknya. Saya bersyukur, Mas Amay bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik. Semoga Allah senantiasa menjaganya dari pengaruh buruk di lingkungan dan pergaulan.
"Jadi pemimpin itu memang berat ya, Mas? Diam saja, salah. Bersikap tegas, ada aja yang ngga suka. Tapi as long as you know you're right, keep on going. Sekarang ini ibaratnya Mas Amay sedang berlatih, siapa tau di masa depan Mas Amay akan jadi pemimpin, ya kan?" hibur saya. Yang dihibur cuma manggut-manggut. 😁
Nah, siapa tau kelak Mas Amay jadi pemimpin, Mas Amay bisa baca tulisan Mama ini. 5 Attitude Dasar Pemimpin yang Baik;
1. Jadilah Pemimpin yang Memiliki Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan emosional orang lain.
Jika Mas Amay menjadi pemimpin nanti, berempatilah pada para karyawan, karena sikap ini akan membuatmu dihormati. Bersikap empati pada karyawan juga akan mempengaruhi produktivitas dan semangat kerja mereka.
2. Jadilah Pendengar yang Baik
Siapa sih yang tidak suka didengarkan? Nah, mendengarkan pendapat atau masukan dari karyawan, akan memperlihatkan pada mereka bahwa kamu menghargai mereka. Ini akan membuat mereka menghargaimu sebagai pemimpin juga.
Oya, kalau ada ide yang menarik dari karyawanmu, katakan dan berikan juga pujian.
3. Jadilah Pemimpin yang Melayani
Pemimpin yang melayani artinya pemimpin yang membantu karyawannya untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Saat team work bekerja dengan baik, maka goals perusahaan pun akan lebih mudah tercapai. Jangan lupa, komunikasi yang baik juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Be a leader, not a boss.
4. Jadilah Pemimpin yang Rendah Hati Sekaligus Percaya Diri
Nah, ini cukup sulit. Kepercayaan diri yang berlebihan akan membuat kita jadi sombong. Namun, terlalu rendah hati juga akan membuat seorang pemimpin tampak kehilangan taji. Jadi, pintar-pintar menjaga takarannya, yaa...
5. Jadilah Teladan Bagi Para Karyawan
Keteladanan ini meliputi banyak hal, termasuk di dalamnya adalah tentang kreativitas, etos kerja, hingga attitude yang baik.
Itulah 5 attitude dasar yang wajib dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Memang terlihat simpel, tetapi sesungguhnya ini bukan hal yang mudah. Maka dari itu, tak banyak yang bisa mencapainya. Pemimpin-pemimpin yang baik itu bisa kita temukan di perusahaan-perusahaan yang kian hari kian berkembang, contohnya seperti JNE, yang telah bertahan selama lebih dari 30 tahun, dan telah menjadi perusahaan penyedia jasa pengiriman barang terbesar di Indonesia.
Kok bisa tau kalau pimpinan JNE adalah pimpinan yang baik?
Buktinya adalah, pada 11 April 2022 lalu, Presiden Direktur JNE , M. Feriadi Soeprapto, mendapatkan penghargaan bergengsi dari The Iconomics Research, sebagai salah satu dari 50 Indonesia Best CEO 2022 Awards "Employee's Choice" Courrier Category.
Jika Pak M. Feriadi Soeprapto bukan pemimpin yang baik, tentu sulit untuk beliau bisa mendapatkan penghargaan bergengsi ini, karena The Iconomics Research menilai dari sejauh mana karyawan memberikan apresiasi terhadap upaya yang pimpinan lakukan baik dalam situasi umum maupun situasi khusus (seperti pandemi covid-19).
Penilaiannya sendiri dilakukan secara online melalui survei terhadap ribuan karyawan berbagai industri dan kategori. Survey dimulai pada awal Januari 2022 sampai dengan awal Maret 2022 dengan total responden mendekati 8.000. Ada 4 parameter indikator penilaian kepada para CEO, yang meliputi popularity, competency, crisis leadership dan personality.
Satu hal yang patut kita contoh dari Pak M. Feriadi Soeprapto, dalam menjalankan amanah kepemimpinan, beliau senantiasa memegang teguh sebuah prinsip yaitu berbagi, memberi dan menyantuni. Makna dari prinsip tersebut bukan hanya tentang harta, namun dapat memberikan manfaat bagi kehidupan banyak orang, karyawan, juga masyarakat luas.
Omong-omong tentang berbagi, saya pernah membaca sebuah tulisan seperti ini;
Rezeki itu datang karena 3 hal:
1. Datang karena kita cari
2. Datang karena Allah beri
3. Datang karena kita pernah memberi (berbagi)
Jika melihat tulisan itu, saya tidak heran bagaimana JNE bisa berkembang dari hari ke hari. Salah satunya, tentu karena semangat berbaginya dijaga oleh pemimpin-pemimpinnya. Terus terang, saya jadi makin percaya bahwa berbagi itu tidak hanya bermanfaat bagi orang yang kita beri, tetapi manfaatnya juga akan kita rasakan sendiri.
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...