Ini adalah tahun kedua kita melaksanakan ibadah puasa di tengah pandemi corona. Tahun lalu, saking stresnya karena ngga bisa mudik, saya sering nangis tanpa bisa dikontrol. Habis sholat, nangis. Lagi nyuci piring, nangis. Pokoknya tiba-tiba air mata turun aja, sampe suami dan anak-anak bingung. Tanda stres yang paling terlihat sih ketika saya ngga haid sampai 2 bulan. Berkali-kali dicek dengan berbagai merek test pack, tapi tetap saja hasilnya negatif.
Pernah, sambil nangis saya curhat sama suami, "Mbok ya kalau mau hamil ya hamil aja, jangan kayak gini, haid ngga datang-datang tapi hasilnya negatif melulu."
Suami cuma puk-puk dan peluk saya, karena ngga tau harus gimana juga kan...
Alhamdulillah, setelah (akhirnya) haidnya datang, saya merasa lebih baik dari hari ke hari. Eh, atau sebaliknya, ya? Setelah pikiran dan perasaan membaik, akhirnya haidnya datang lagi? Entahlah...
Itu cerita tahun lalu. Tahun ini, meski tetap ada ujian yang datang silih berganti, tapi tetap saja ada hal-hal yang wajib saya syukuri. Saya tulis di sini supaya ketika suasana hati saya sedang kurang baik, saya bisa baca-baca lagi agar hati bisa kembali bersyukur.
So, here are the things i am grateful for in this Ramadhan:
1. Bisa mudik ke kampung halaman
Sebelumnya saya mau minta maaf dulu kepada teman-teman yang belum bisa mudik. Saya memang harus mudik karena kondisi bapak saya sedang sakit dan beliau tinggal sendirian di rumah. Biasanya bapak tinggal bersama kakak ipar, tetapi kakak ipar saat ini sedang berada di Madiun.
2. Bisa tadarus bareng bapak selepas sholat shubuh dan maghrib, meski kami sampai di juz yang berbeda.
Jaraaang banget saya dapat momen seperti ini. Biasanya, hari-hari terakhir Ramadhan sampai Lebaran hari kedua atau ketiga, saya berada di rumah mertua. Tahun ini, saya ngga mudik ke rumah mertua karena adanya penyekatan mudik. Mertua pun ngga bisa pulang ke Majalengka dan saat ini masih berada di Makassar.
Jadi, saya bersyukur sekali bisa kembali merasakan momen tadarusan bersama seperti ini. Saya selalu berdoa, semoga di tahun-tahun yang akan datang, Allah memberi kesempatan yang sama. Semoga bapak diberi kesembuhan dan kesehatan, agar kami bisa tadarus bersama-sama lagi.
3. Anak kedua saya, Aga, berhasil puasa sampai maghrib hingga satu bulan penuh.
Anak kedua saya ini punya hobi makan. Pada awalnya saya sempat ragu, apakah anak yang doyan makan ini bisa menahan lapar dan haus hingga sehari penuh? Saya sih tidak berekspektasi lebih, yang penting dia mau latihan berpuasa dulu. Namun, ternyata saya sudah meremehkan anak sendiri.
Aga baru berumur 6 tahun saat ini. Tahun lalu, saat TK A, ia sudah berhasil puasa maghrib hingga 22 hari. 8 hari di awal, itung-itung masih latihan. Nah, jelang Ramadhan kemarin, saya tinggal mengingatkan bahwa tahun lalu ia sudah berhasil puasa sampai maghrib, dan selanjutnya saya hanya memotivasinya agar ia bisa melakukan hal yang sama lagi. Alhamdulillah ia berhasil puasa satu bulan penuh tanpa rewel. Bahkan, saat perjalanan mudik pun dia merasa biasa-biasa saja.
Anakku, kalian luar biasa. Semoga Allah meridhoi kalian selalu, anak-anakku. Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...
Baca: Melatih Anak Berpuasa
Itu dia 3 hal yang sangat saya syukuri di Ramadhan ini. 3 nikmat yang priceless banget. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah, terima kasih banyak, Ya Allah... Tentu saja masih buanyaaak nikmat-nikmat lainnya yang tak bisa saya tuliskan di sini. Nah, teman-teman, kalau kalian, apa yang paling kalian syukuri saat ini?
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...