Setelah seharian jalan-jalan di Semarang, keesokan harinya kami beraktivitas seperti biasa. Tak ada rencana akan ke mana, namun tiba-tiba, ba'da dzuhur mama mertua bilang, "Ke Selo, Boyolali, yuk!" gitu. Wah, saya mah hayuk aja atuh. Tapi, mau ngapain ke Selo? Bayangan saya cuma makan jadah tempe bacem plus minum susu murni di Omah Jadah Mbah Rubi. Itu saja.
Namun, begitulah... Perjalanan yang unplanned biasanya malah lebih seru. Setelah menikmati jadah tempe bacem dan susu murni, kami menguji kekuatan kaki di Bukit Sanjaya. Seperti apa ceritanya? Baca sampai akhir, yaa... :)
Perjalanan menuju Selo, Boyolali
Sebenarnya, Solo - Selo tak seberapa jauhnya, ditambah lagi sekarang ada tol juga yang membuat perjalanan jadi lebih cepat. Total perjalanan hanya sekitar 1 jam. Makanya, sekarang kalau pulang ke Purworejo, kami lebih memilih untuk lewat Selo, lalu tembus ke Magelang. Terakhir awal bulan lalu kami pulang, waktu tempuhnya hanya 3 jam Solo - Purworejo, lho.
Nah, di Selo, kami punya tempat jajan favorit yaitu Omah Jadah Mbah Rubi. Di sini kita bisa menikmati jadah tempe bacem, juga susu murni dan aneka penganan lainnya. Harganya, bisa dicek di bawah ini, yaa...
Kami memesan jadah bakar + tempe sebanyak 2 porsi, juga aneka susu murni. Untuk anak-anak, kami juga memesan mie instan, karena hidung mereka nih tajem. Ketika Mbaknya membawa mie goreng pesanan tamu lain, mereka langsung menodong menu yang sama. Hmmm...
Demi menjaga semangat mereka, akhirnya mama penuhi permintaan mereka, hihi...
Sambil mengisi perut, kami browsing destinasi wisata yang bisa kami kunjungi setelah ini. Sebelumnya, waktu parkir, mama mertua sempat melihat sesuatu di atas bukit. Seperti yang pernah saya tulis di tulisan sebelumnya, mama mertua memang hobinya jalan-jalan. Mau seperti apa medannya, beliau mah hayuk aja. Makanya ngga heran ketika beliau melihat sesuatu yang indah di atas bukit, beliau langsung ingin ke sana.
Sewaktu browsing, saya sempat menemukan satu lokasi bernama Bukit Sanjaya yang tak jauh dari lokasi Omah Jadah Mbah Rubi. Apakah bukit yang tadi kami lihat adalah Bukit Sanjaya? Mari kita lihat...
Segera setelah semua menu ludes, kami langsung bergegas karena hari sudah mulai sore. Takut kemalaman, ya kan...
Di parkiran, kami bertanya pada mas-mas kang parkir, itu tempat apa? (sambil menunjuk bukit) Kata kang parkir, "Oh, itu Bukit Sanjaya, Kak."
Nah, pas banget. Kata kang parkir, kami tinggal ke kiri sedikit, nanti parkir di situ. Jadi, Bukit Sanjaya itu lokasinya ngga jauh dari Omah Jadah Mbah Rubi ya, gaes...
Dan namanya juga bukit, artinya kami harus naik. Ngga ada ojek pun, jadi benar-benar harus jalan kaki. Jalurnya sudah dibuatkan (kelihatannya masih baru), berupa undakan atau anak tangga yang berjumlah 250. 250, gaes, bukan jumlah yang sedikit untuk saya yang jarang berjalan kaki.
Saya sempat meragukan kemampuan mama mertua, "Yakin, Ma? Ini 250 anak tangga, lho."
Namun, sekali lagi, mama mertua adalah orang yang hobi jalan-jalan. Jadi, medan yang seperti ini tuh malah semakin menantang buat beliau.
Naik-naik ke Bukit Sanjaya
Seperti yang saya katakan barusan, jumlah anak tangga yang harus kita lewati adalah 250 anak tangga. Di tengah-tengah, ada homestay juga. Jadi, kalau ngga kuat sampai atas, nginep aja dulu semalam, lanjut lagi keesokan hari, wkwkwk...
Nah, di anak tangga ke 165, kita dapat ucapan selamat, hihi... Semangaaatt, sebentar lagi kita sampai puncak.
Menuju puncak, gemilang cahaya
Mengukir cinta, seindah asa
(you sing, you lose)
Maafkan anak-anakku yang pakai sandal jepit. Mereka emang sukanya yang simpel-simpel. Dan karena ngga ada persiapan, ngga tau kalau mau naik-naik ke puncak gunung begini, Amay dan Aga pakai kolor aja udah. Wkwkwk... Kayak ngga diperhatiin sama emaknya, yaa...
Tapi untungnya pakaian mereka ngga ribet sih, jadi lebih leluasa bergerak.
And finally, sampai juga kita di atas. Alhamdulillah... Semua lelah terbayar, karena dari atas, kita bisa melihat indahnya pemandangan. Masya Allah...
Nah, untuk teman-teman yang ingin wisata murah meriah, coba ke Selo, Boyolali deh. Kalau beruntung, kalian bisa melihat gagahnya gunung merapi dari dekat. Seperti ini;
Parah sih, beneran kayak anaknya gak diramut wkwkw.. emaknya kayak princess macak'e, anak pake kolor. Sama banget kayak aku nek gitu, wes anakku apa adanya, gak pernah gak pake japit hahaha.. emang kalau dah niat ya mbak, jangan pandang Usia, semoga makin sehat mama mertuanya.. karena happy terus. Menu menu makannnya murah meriahh.. kapan yo bisa kesana :D
ReplyDeletehahahah, iyaaa... Anak-anak tu pake baju rapi cuma kalo mau ke sekolah sama ke masjid aja, kwkwkwkwk...
Deletesini atuh Mbak Inuel...