Tanggal 7 Maret lalu, saya dan beberapa emak blogger Solo,
hangout bareng ke Lokananta. Lokananta adalah perusahaan rekaman musik pertama
di Indonesia. Kebetulan juga, 2 hari setelahnya yaitu tanggal 9 Maret,
bertepatan dengan Hari Musik Nasional. Jujur, saya baru tahu kalau tanggal 9
Maret adalah Hari Musik Nasional.
Konon katanya, tanggal tersebut diambil dari
tanggal kelahiran pencipta lagu Indonesia Raya, yaitu Wage Rudolf Supratman, yang lahir di Purworejo, 9 Maret 1903. Terus terang, sebagai putera
Purworejo, saya tidak bisa menyembunyikan rasa bangga. ☺
Studio Lokananta, Museum Piringan Hitam, Solo, Jawa Tengah |
Kembali ke Lokananta. Lokananta sendiri memiliki arti
gamelan (dalam cerita pewayangan Jawa) yang bisa berbunyi sendiri tanpa
penabuh. Terdengar mistis ya? Namun beberapa orang memang pernah mendengar gamelan yang terdapat di dalam ruangan studio Lokananta itu berbunyi sendiri. Dan
inilah seperangkat gamelan yang dinamai Sri Kuncoro Mulyo tersebut.
Gamelan bernama Sri Kuncoro Mulyo |
Aga sedang memukul Demung, salah satu instrumen gamelan Jawa |
Gamelan Sri Kuncoro Mulyo, di Studio Lokananta |
Kalau tidak salah, gambar di bawah ini adalah alat pengganda piringan hitam.
#cmiiw
Sejak berdiri pada 29 Oktober tahun 1956, Lokananta ini menjadi tempat produksi piringan hitam. Jadi, master rekaman dari RRI pusat dibawa ke Lokananta untuk digandakan. Selanjutnya, dari Lokananta, piringan-piringan hitam itu didistribusikan ke seluruh RRI di negeri ini.
Serius, saya bangga pernah ke tempat ini. :)
Selanjutnya, kami menyusuri selasar dan sampai di Ruang Vynil. Barangkali, ini satu-satunya ruangan di Lokananta yang ber-AC (saya tidak tahu kalau kantornya yaa, hehe..). Mungkin karena di dalamnya terdapat ribuan file piringan hitam yang harus dijaga agar tidak rusak ya...
Di ruangan ini terdapat rak-rak tempat menaruh file-file piringan hitam. Jika dahulu, Malaysia sempat meng-klaim bahwa lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu daerah miliknya, maka kita bisa menjawab bahwa lagu tersebut adalah milik Indonesia. Buktinya ada disini. Master yang kita punya, faktanya lebih tua dibanding milik Malaysia. Dan ternyata, lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu daerah Maluku.
rak-rak yang berisi file piringan hitam |
Banyak sekali yang bisa kita temukan disini. Cerita-cerita Sandiwara Radio, lagu Indonesia Raya, album-album tempoe doeloe yang mengudara lewat radio, hingga bacaan Al-Qur'an pun ada. Sedikit cerita, album "Entit" milik Waldjinah adalah album piringan hitamnya yang terakhir. Album-album berikutnya diproduksi dalam bentuk kaset pita.
dalam Ruang Vynil, Lokananta |
Dalam perjalanan menelusuri Studio Lokananta, kami pun diajak untuk memasuki sebuah ruangan yang dijadikan studio rekaman. Satu kata yang menggambarkan perasaan saya saat masuk ke
dalam studio rekaman ini, yaitu: merinding. Bagaimana tidak? Dalam studio rekaman tersebut terdapat sebuah alat yang dinamakan "Mixer Recording". Dan jenis ini
hanya ada 2 di dunia. Yang satu berada di Lokananta ini, dan satunya lagi ada
di BBC London.
"Mixer Recording" di Studio Lokananta. Hanya ada 2 di dunia. |
di depan "mixer recording" |
di dalam studio rekaman yang kedap suara |
Selamat berkunjung ☺☺
Baru tahu juga kalau taggal 9 hari musik.hehe
ReplyDeleteKeren2 ya dalamnya, jadi tahu meskipun belum kesana. Semoga dilain kesempatan bisa ke Lokananta ini :)
ayo Mas jalan-jalan kesini.. :)
Deletelokananta ini warisan sejarah banget sih. sayang ngga banyak yang sadar bahwa di indonesia ada studio sekeren ini
ReplyDeleteiyaa.. makanya pengen banget bisa menduniakan Lokananta ini. hehe..
DeleteSelamat Hari Musik, Bagi seluruh Penikmat dan Pegiat seni Musik di Seluruh Tanah Air ...
ReplyDeleteselamat hari musiiiik.. :)
DeleteWah baru tahu, Lokananta itu di Solo Tho, sebrangan Ama the Sunan, sering lewat donk, next time kalau ke Solo harus ke sini, makasih sharingnya mbak.
ReplyDeletekabar-kabar kalau ke Solo Mbaa...
Delete