election by pixabay |
Beberapa hari terakhir, timeline facebook saya ramai dengan pemberitaan tentang Pilkada DKI Jakarta. Yang paling heboh tentu saja para mamah muda, karena tiba-tiba ada calon ganteng disana, hahaha... *awas, jangan sampai para suami jadi cemburu loh yaa.. :p
Saya bukan mau bahas salah satu calon saja yaa, karena ini ranah sensitif dan saya tidak punya kompetensi untuk berkomentar juga. Apalagi saya bukan warga Jakarta, jadi untuk apa ikut ngotot mau pilih siapa? Walaupun, jujur saja, saya juga pernah berandai-andai sih...lebih tepatnya, diskusi dengan suami, kira-kira jika kami adalah warga DKI, sebaiknya pilih yang mana? Karena memang cukup membuat bingung yaa, tiga-tiganya keren dan luar biasa. :D
Lalu, kira-kira kami pilih siapa? Ah, itu lahaciaaa.. :p
Menanggapi tulisan Mak Adriana Dian yang berjudul The Big No-No dalam Sebuah Pemilihan Umum, saya sih cuma mau titip pesan saja:
1. Siapapun pilihanmu, saya yakin kalian sudah punya pertimbangan masing-masing, ya kan ya kan? Terserah, ikuti saja kata hatimu. 3 calon gubernur DKI, semuanya baik-baik dan punya kemampuan yang luar biasa. Insya Allah, di tangan siapapun Jakarta kelak, Jakarta akan menjadi lebih baik lagi.
Kita catat saja janji-janjinya, supaya nanti kita bisa tagih sama-sama saat mereka berkuasa. :)
election by pixabay |
2. Jangan memaksakan pilihanmu pada orang lain. Hei, mereka yang sudah punya hak pilih, tentu sudah cukup dewasa untuk menimbang dan memutuskan. So, jangan menganggap pilihan orang lain keliru, dan pilihanmulah yang paling benar.
Ini juga kalimat yang saya buat saat pemilu Presiden dua tahun lalu:
Cara pandang orang terhadap sesuatu bisa berbeda-beda, tak usah lah kita memaksakan cara pandang kita. Saya ingat betul kata-kata suami suatu hari, "Kita mungkin melihat sebuah pulpen sebagai benda yang panjang, tapi jika yang lain melihatnya dari atas maka sah-sah saja jika dia bilang pulpen itu berbentuk lingkaran, dan jika seseorang melihat dari bawah tak salah jika pulpen itu disebutnya runcing."
3. Tetap berprasangka baik. Sejak dimulainya kampanye pileg, hingga kampanye pilpres dua tahun lalu, rasanya prasangka kita mudah tersulut dengan pemberitaan-pemberitaan di media. Bukan prasangka baik, namun prasangka buruk lah yang meraja. Kemudahan mengakses dan menyebarkan berita dengan satu klik saja, membuat kita sering tak sadar dengan kehebatan Jari dan Jempol Tangan ketika Digoyang. Hati-hati. Kadang apa yang kita baca dan kita sebar, belum bisa kita pastikan apakah salah atau benar. Tahan diri, okay? :)
Saya teringat sebuah status yang dibagikan seorang teman.
"The first racist was Iblis. So anyone who thinks he's better than someone else because of his ethnicity etc. has a trait of Iblis." (Shaykh Yasir Qadhi via Muslim Speakers)
Siapa saja yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain (merasa paling benar), memiliki sifat dari Iblis. Yang menganggap bahwa etnisnya yang paling baik, ia pun memiliki sifat dari Iblis. Na'udzubillah min dzalik.
Yang terbaik tentu berdasarkan kajian banyak hal track record, yang mengusung, visi misi, serta keberanian dalam mengambil keputusan semua itu waktu yg bisa mengujinya, masalah nya sekarang semua itu sudah demikian rapat diselimuti oleh kepentingan. Nah cuma hati nurani lah yg bisa menentukan pilihan terbaik
ReplyDeleteXixixi..iya Mba.. Yang di belakangnya itu yang oatut kita waspadai. Kalau 6 calon itu insya Allah sih baik-baik (kata saya mah.. :))
DeleteAku ga ikut milih sih, tapi kurasa semua calon yang ada sekarang cukup keren :D
ReplyDeleteBetul betul betul.. :D
DeleteDi timelineku kok ya rusuh jeh mba hahahaha...males jadinya bolela berpendapat tetapi jika kebenarannya masih diragukan sama saja menyebarkan fitnah akhirnya dg sangat berat hati aku Unfollow dengan Bismillah :)
ReplyDeleteHihi..iya Mba.. Di unfollow aja sementara, biar bersih hati kita. *eh :v
DeleteSejak pemilu 2014 calon pilihannya kayak Tuhan, lawannya kayak setan. Lupa kalau dua-duanya manusia. Saya sama suami aja sampai heran, teman-teman yang dulu rohani jadi kayak kesetanan kalau yang didukung dikasih liat jeleknya. :(
ReplyDeleteSampai ada istilah, orang buta itu cuma 2 macem yang jatuh cinta sama pendukung berani mati capres (dulu sekarang cagub).
Ih betul banget Mba..superrr.. Pilihannya kayak Tuhan, lawannya kayak setan. (Y)
DeleteMantap dengan pilihan masing-masing ya, Mbak, dan ga perlu menjelek-jelekkan pilihan orang lain.
ReplyDeleteBetul..karena setiap pemilih punya sudut pandang sendiri2 ya Mas.. :)
DeleteJudulnya bagus Mbak, pas banget dgn situasi kondisi terkini. Dan membuat saya tertarik untuk baca postingan ini.:)
ReplyDeleteXixixi..makasiih Mbaa.. :)
DeleteYa Allah jangan sampai kita memiliki salah satu sifat dari iblis. Unfollow beberapa teman yang menebarkan kebencian pada salah satu calon juga bisa menjadi alternatif positif lho
ReplyDeleteIya yaa..drpd bikin sepet mata.. :D
DeleteSaya sependapat dengan uraian di atas.
ReplyDeletePilkada yang hanya 5 tahun sekali seharusnya menjadi ajang untuk menampilkan integritas diri sehingga layak dipilih menjadi pemimpin.
Segala macam bentuk black campaign, money politic sebaiknya jangan digunakan lagi.
Salam hangat dari Jombang
Salam hangat dari Jombang
Asiik..terima kasih Pakde.. Semoga harinya menyenangkan.. :)
DeleteJakarta mah mayan keren2 lah, drpd bekasi. Nohope nohope.
ReplyDeleteHahaha..lumayan ntar ada bu mulan lah.. :v
Deletecalon gubernur DKI memang memang masih muda-muda semua yah Mba Arin :)
ReplyDeletekalo jadi warga DKI, saya juga pasti bingung menentukan pilihan, hihihi :D
Mba Ira kira-kira mau pilih yang mana hayooo? :D
DeletePilkada DKI ini rasa pilpres ya mbak, semoga pilihan saya tepat nanti di 2017 sesuai dengan pilihan hati nurani
ReplyDeleteselamat memilih Mbaaa..:)
Deletekadang malas baca status yang isinya pilkada DKI, kebanyakan isinya adalah menjelekkan lawan meskipun ada juga yang mengutarakannya dengan santun. biasanya aku lewatin sih yang kaya gitu. tapi kalo udah ketemu meme lucu, dari kubu manapun mau ga mau ikutan ketawa juga....
ReplyDeletehaha..ho oh Mba, akupun gitu.. lumayan buat lucu-lucuan.. :D
DeletePilkads Jakarta bukan hanya milik Jakarta tapi milik Indonesia, tetap memantau deh
Deleteiya, dan berdo'a yang terbaik.. :)
Deleteaq warga DKI skrg mba arin, tapi data pemilihku entah kenapa masih terdaftar di Kebumen. Wes maneh ektp ku gak jadi-jadi lagi. Fiuuuhhh! Jadi mandan gak kepikir nih pilkada.
ReplyDeleteKTP-nya klemer-klemer kayak mendoan ya? haha
Deleteya ampun aku udah komen ternyata... bahahaha aku pelupa amat sekarang... maap ya mba arin, jadi nyampah
ReplyDeletenyiahahaaa..gapapa..itu tandanya kamu cinta akuuuh.. wkwkwk
DeletePilkada harusnya dijalanin dengan asyik.
ReplyDeleteSedih kalau ngotot2an
katanya kalo ngga ngotot ngga seru Mba.. :D
DeleteOkay :))
ReplyDelete:)
DeletePilkada jakarta ikut liat di tipi seru juga ey, ujar tante mbul sambil ngemil kcang
ReplyDeletebagi kacangnya dong Tanteeee.. :)
Deleteboleh mempengaruhi tapi tak boleh memaksa
ReplyDeletemempengaruhi buat swing voter ya bu..hehe..
Delete