~~~~
A, seorang penulis yang baru saja menelurkan buku baru. Di status yang ditulisnya di social media, ia mempromosikan buku barunya itu. "Yuk dibeli, sudah tersedia di toko buku, lho..." tulisnya.
Namun ada yang membuatnya agak gimanaaaa gitu, ketika ia membaca seorang temannya berkomentar, "Lemparin bukunya satu, dong." Teman lain berkomentar pula, "Buat teman dekat mah gratis yaa..." Ada pula yang menulis, "Dapat harga teman ngga, nih?" Mungkin komentar-komentar tersebut terlihat biasa saja, dan mungkin ada bumbu basa-basi dan sekedar bercanda. Akan tetapi, tidak begitu bagi A.
Dalam hati - hanya di dalam hatinya - ia berkata, "Mereka pikir membuat buku itu tidak susah? Tahukah mereka aku harus begadang, harus rela meninggalkan anak-anak di rumah demi mencari referensi buku di perpustakaan? Apa mereka tidak tahu, bahwa demi buku ini lahir dengan sukses, aku harus meminta maaf berkali-kali pada suamiku yang kurang mendapat perhatian?"
~~~~
Di tempat lain, sepasang suami istri yang baru menikah beberapa bulan lalu, memutuskan berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja, kemudian merintis bisnis yang sesuai dengan hobinya. Si suami yang hobi merakit komputer, bersinergi dengan si istri yang mantan sekretaris. Mereka menyewa tempat yang strategis untuk berbisnis; jual beli komputer, service komputer, dan jasa pengetikan.
Si suami mulai gencar mempromosikan bisnis barunya ini pada kawan-kawan lamanya. B, kawan lama sejak SMP datang. Tahu bahwa sahabatnya pandai memperbaiki komputer yang rusak, ia datang dengan laptopnya yang sudah lemot. Tak butuh waktu lama, karena si suami ini memang terampil, laptop kawannya pun "sembuh".
Si istri berharap bahwa kedatangan kawan lama suaminya ini merupakan rezeki di awal bisnis yang baru mereka rintis. Si suami pun berharap demikian. Maklum, toko mereka baru, sehingga masih sepi pelanggan. Namun sayang seribu sayang, B tak cukup peka. Ia merasa, sebagai kawan dekat, pantaslah jika ia mendapat service gratis. Sementara si suami tadi, tak enak hati mengeluarkan "tagihan" pada sahabat sendiri. Si istri mulai mengeluh, "Si B ini, nggak menghargai waktu yang udah kebuang. Dia juga ngga mikir, nyervis laptop kan butuh listrik."
~~~~
Dua kisah di atas hanya fiktif belaka, tapi banyak dan sering terjadi. Mentang-mentang teman, selalu minta diskonan, atau yang lebih parah, gratisan.
Lho, emangnya ngga boleh cari gratisan? Ini yang perlu digarisbawahi, mencari berbeda dengan meminta. Cari-cari yang gratis boleh saja (ikutan kuis yang lagi bagi-bagi produk, itu namanya cari gratisan), tapi minta, meskipun pada teman yang kamu anggap dekat sekalipun, sebaiknya jangan.
Ingat, kamu tak pernah tahu, perjuangan seperti apa yang telah dan sedang dilakukan oleh temanmu. Mereka sedang berusaha, dengan karya yang dibuatnya. Hargailah usahanya. Jika memang sedang tidak punya kemampuan membeli, tahan diri untuk tidak meminta.
Sebagai seorang Muslim, saya berpedoman pada hadits Rasulullah SAW. Ada banyak hadits yang melarang kita menjadi peminta-minta.
Hadits pertama:
Tidaklah salah seorang dari kalian yang terus meminta-minta, kecuali kelak di hari kiamat ia akan menemui Allah sementara di wajahnya tak ada sepotong daging pun. (HR. Muslim No. 1724)
Hadits 2:
Barangsiapa meminta-minta pada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.
Hadits 3:
Meminta-minta itu merupakan cakaran, yang mana seseorang mencakar wajahnya dengannya. Kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.
Agak serem ya bunyi haditsnya? Tapi memang begitulah adanya. Ingat kasus suami istri tadi, mereka akhirnya "terpaksa" mengikhlaskan waktu, tenaga, pikiran, dan listrik yang sudah terbuang demi memperbaiki laptop si B, karena mereka "malu" menyodorkan tarif.
Lalu kalau diberi, bagaimana? Ini perkara lain ya... Seseorang mau memberimu sesuatu, pasti ada maksud tertentu. Apakah kamu dianggapnya istimewa, atau ada momen yang sedang ingin dirayakan, atau rezekinya sedang berlimpah. Maka bahagiakanlah mereka yang berniat untuk berbagi.
"Ambillah! Dan bila kamu diberikan sesuatu harta sedangkan kamu tidak mengidam-idamkannya dan tidak pula meminta-minta, maka ambillah. Dan jika tidak demikian maka janganlah kamu mengejarnya dengan hawa nafsumu." (HR. Al-Bukhari No. 1473 dan Muslim No. 1731)
Siapa tahu, ia meyakini hadits yang menyebutkan bahwa jika kita saling memberi hadiah, maka kita akan saling mencintai. Dan bukankah tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah? Ya 'kan? Namun ingat, tahan diri, jaga harga diri.
Setujuu, Mbak. Saya suka sebel kalau ada yg minta gratisan buku padahal bukan buku saya yg diminta :D
ReplyDeleteIya Mak, saya pun suka sebel. Saya belum punya buku sendiri sih, tapi pernah baca komentar seperti itu... Akhirnya saya bela deh, saya balas komentarnya, bahwa saya yang teman dekatnya pun beli. :)
DeleteBetul ini mbak..
ReplyDeletePadahal sebagai sahabat, tentunya kita seharusnya justru melancarkan usahanya sahabat kita itu..
Saya, sebagai dokter gigi, juga suka bingung...
Kalau ada teman minta dirawat giginya gratis...
Padahal bahan-bahan kedokteran gigi harganya selangit mbak..
Jadi curhat ya..
Hahaha... ah nggak juga sih, ini hanya sharing...
Memang terkadang yang namanya jadi tenaga medis, saya secara ilmu bersedia memberi konsultasi gratis apalagi kepada teman, ini ladang pahala.. Tapi kalau sudah ada bahan yang harus dikeluarkan, sepertinya memang berat, kalau gratis :)
makasih sudah menulis ini, mbak Arin... :-)
Waduh..kebangetan ya Mak? Pertama kurang menghargai ilmu, kedua kurang menghargai jasa.
DeleteDan benar mba, seharusnya sbg teman kita justru membantu teman kita agar lbh berkembang.
Saya bahkan kalau beli kue atau baju, memprioritaskan utk membeli pd teman dekat dulu. Ini juga termasuk ekonomi keberpihakan kan ya? Hehehe..berpihak pada teman, biar silaturrahmi makin dekat juga. :)
iya mbak , pernah ada yang bilang aku pelit saat aku tak meberinya buku novelku gratis. Sedih banget padahal bikinnya saja susah payah. Ada lagi tetanggaku ngobatin kucingnya yg sakit terus cums bsysr 10 ribu . Astaga aku sakit hati banget cuma dibayar 10 ribu padahal obat suntiknya saja lebih harganya dari 10 ribu, belum obat yang dia bawa.... sakitnya tuh di sini(nunjuk hati)
ReplyDeleteAduh..mereka ngga tau proses utk jadi buku itu paaanjaaang dan laaamaaa.. Iya Mak, memang sedih. Makanya saya nulis ini, walaupun ini bukan pengalaman pribadi.
Deletesering banget seperti ini, "minta harga temen" padahal terkadang kita sebagai penjual sebelum diminta sudah kasih harga temen. Gondok jadinya terus, "yuk aku anterin ke toko sebelah yuk yg lebih murah" padahal ya dibayar lho cuman harus ada kata "minta harga temen donk mbak" bikin kitanya gak enak hati -____- maap malah curhat
ReplyDeleteiya bener, ga pke minta pun insya Allah kita udah ngerti ya Mak..
DeleteIyaaaa aku jg bete klo dimintain gratisan mulu...
ReplyDeleteHmm sahabat suami dlm cerita di atas kebangetan juga sih...
kasihan istrinya.. -_-
DeleteKasus lain adalah, klo aku kedatengan tamu x ( masi ada kerabat) e dia pesen jamuannya macem macem, giliran aku n misua yg bertamu ke rumahnya, masa pas makan tetep minta ditraktir kami , alamaaakkk
ReplyDeleteeh gapapa mba, berarti dikau dianggap kaya. :D
DeleteKlo ada yg suka request bawain oleh2 sih saya tanya, nitip? Minta duitnya sekalian. Paling orgnya sebel. Klo oleh2 kan terserah yg bawa... klo request sih boleh asal ga maksa...
ReplyDeleteTtg bisnis... saya pernah direquest bikinin bros... krn ga enak sebut saya blg terserah, ditanya trs yaaa saya sebutin dong brp menuRut saya (ga dimahalin) cm kyk ga ikhlas gitu... pdhl yg kyk gt di mall bs 2x lipat harganya...
betul betul, oleh2 itu terserah yang bawa, terserah mau ngasih apa..
Deleteoh mba oliv bisa bikin bros? waah..kereen
Kayaknya ada yang mirip sama kasus kedua itu deeeh...hihi...
ReplyDeleteiya, hihi... jane pengen nulis ttg ms yopi juga. ada buanyaaak kejadian ky gini
Deleteiya ya suka gitu, sudah berusaha keras eh diminta gratisan :( pernah ngalami juga walau kesannya ngomongnya bercanda
ReplyDeletegimana pun becandanya ttp kedengaran kurang enak ya Mak?
DeleteIya, yang diminta gratisan kan jadi gak enak, mau dikasih kok ya inget perjuangannya, gak dikasih nanti dibilang pelit sama temen sendiri 😁
ReplyDeleteiya, mestinya dikembalikan ke diri sendiri ya, rasanya gimana klo diminta gratisan melulu...
Deletewah, kasus kedua itu mirip dengan apa yang dialami suamiku (kebetulan suamiku punya keahlian dibidang servis laptop/handphone)..
ReplyDeletepernah satu waktu temannya minta di "perbaiki" laptopnya. suamiku hampir semalaman begadang mengerjakan laptop sang teman itu dan setelah laptopnya bagus, suamiku hanya dikasih uang 20rb,huhuhu..
benar-benar gak menghargai usaha, tenaga dan ilmu orang lain :(
20 ribu? jaman sekarang? bukannya mengecilkan arti 20 ribu sih, tapi utk skill seperti itu rasanya koq merendahkan bgt. :(
DeleteDimintai gratisan itu memang nyebelin, apalagi kalo gak tau kondisi. Meski gak minta gratisan, suatu saat setidaknya pasti ada momentum diskon yang bisa kita manfaatkan :D
ReplyDeletebetul, tunggu saat promo ya mak.. :)
Deleteaku juga gak suka dengan orang yang suka gratisan, dan gak malu pula. Apalagi kalau dia masih keluarga, sepupu misalnya. Karena msh keluarga, mungkin itulah yg membuatnya tak malu meminta2 baju, uang dan barang2 lainnya, berulang-ulang pula. Dan kalau minjam uang, gak pernah dibalikin.
ReplyDeleteTapi,kalau kita berbuat kesalahan dikit sama dia, atau tak menuruti maunya dia dalam hal-hal lainnya (minta temenin pergi misalnya), woh mulutnya lsg ngata-ngatain kita, hadeeeh... #curhat nih aku, hihihi
hihi, iya mba.. padahal malu itu sebagian dari iman ya..
Deletekita kadang nyepelein hal kaya gini ya mak padahal nyebelin banget apalagi kalo kita lagis eneng2 ngeluarain buku baru eh terus dengan santainya minta gratisan tanpa dosa ..atau pas traveling minta oleh2 ishhh.....
ReplyDeletepasti sering dimintain oleh-oleh ya Mak? secaraa..hobi travelling gitu loh. padahal utk bisa travelling kita maksa diri utk nabung ya Mak..
Deletesampe sekarang masih banyak temen yang minta gratisan sama aku, mak. wkwkwk
ReplyDeleteiya? coba dikasih tau tentang artikel ini mba, xixixixi
Deletesemoga dengan membaca postingan mbak yang ini bisa membuka mata hati bagi mereka yang selama ini belum "ngeh" :)
ReplyDeleteaamiin..:)
Deletetapi ini kalau di buat kayak give way gitu oke kan bu..
ReplyDeletekalo bukunya jadi hadiah buat giveaway..kan berarti ada usaha, hehe...ga cuma (maaf), menengadahkan tangan.. :D
DeletePernah juga ngalamin gini...kebetulan mintanya ke suami...disitu saya merasa uang belanja berkurang hiks...
ReplyDeleteiya Mba, mereka kadang ga mikirin perasaan istrinya, hiks hiks.. kayak kasus tukang komputer di atas.. :(
Delete