Setelah menikah dan mengikuti suami, praktis saya "hanya" menjadi seorang ibu rumah tangga karena saya memutuskan untuk melepas pekerjaan. Saat itu alasannya karena kami tinggal di kota yang berbeda, suami di Jogja dan saya di kota hujan, Bogor. Tujuh bulan berjauhan, cukup membuat saya lelah secara lahir dan batin. Setiap dua minggu sekali saya menggunakan jasa travel untuk mengunjungi suami di Kota Gudeg itu. Kenapa malah saya yang mondar-mandir alias wira-wiri? Jawabannya, sekalian mencicil memindah barang-barang saya yang ada di Bogor.
Hampir enam tahun kami menikah, dan Alhamdulillah kami sudah memiliki dua balita yang ganteng dan semoga menjadi anak sholih. Untuk kembali bekerja seperti dahulu, rasanya banyak yang harus dipikirkan. Utamanya tentang bagaimana anak-anak saya nanti jika saya tinggalkan? Iya, mungkin beberapa orang lain cukup beruntung karena berdekatan dengan orang tua, sehingga anak-anak bisa dititipkan dengan neneknya. Tapi kami di Solo (suami berhijrah ke Solo) benar-benar sendiri, tak ada sanak saudara.
"Kan ada daycare?", beberapa yang lain coba mengusulkan. Setelah ini pertimbangannya menjadi lain. Jika dihitung gaji yang akan saya terima nanti dikurangi biaya untuk daycare, hasil yang mungkin bisa saya tabung tidaklah banyak, artinya, tidak jauh berbeda antara jika saya bekerja atau jika saya di rumah saja. Lantas? Ya sudah, saya "terima nasib" saja. Toh, suami saya sangat bertanggung jawab pada keluarga. Dengan atau tidaknya saya bekerja, suami bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya.
Menjadi ibu rumah tangga "saja", bukan berarti saya tidak melakukan apa-apa. Saya memang tidak bisa membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga seperti lainnya, tapi setidaknya ada satu hal yang bisa saya lakukan. Berdo'a. Iya, saya selalu berdo'a untuk kemudahan suami mencari nafkah, untuk kesehatannya agar semua pekerjaannya lancar, untuk rezekinya agar berlimpah dan barokah. Saya melakukannya tidak hanya setiap selesai shalat, namun setiap kali saya ingat. Sambil mencuci, sambil menyapu, sambil menyusui si bungsu, jika saya ingat maka meluncurlah do'a-do'a itu.
Dan Alhamdulillah, kekuatan do'a itu memang benar adanya. Suami saya yang seorang Arsitek, beberapa kali memenangkan sayembara bersama tim kantornya.
Februari lalu, suami saya yang masuk dalam tim Akanoma, menjadi juara 1 Holcim Award National Competition 2015. Berkat sayembara itu, suami saya yang sebelumnya belum pernah pergi ke luar negeri, diajak jalan-jalan ke Swiss gratis selama enam hari. :D
National Holcim Award 2015 |
Suami saya (kanan) bersama dua orang sahabatnya mejeng di Radar Solo |
Terakhir, 21 Agustus 2015 lalu, suami saya dan tim Akanoma kembali meraih juara 2 dalam Sayembara Desa Wisata Arsitektur Nusantara 3.
Suami saya, Yopie Herdiansyah, di Malam Arsitektur Nusantara 3 |
Jadi, jangan pernah merasa tidak berguna walaupun orang-orang hanya menganggapmu sebagai seorang ibu rumah tangga, karena mungkin, do'a yang keluar dari bibirmu yang akan mengantarkan suamimu menuju kesuksesan itu.
Blessful August Giveaways by indahnuria.com
bener itu, mak. rezeki istri dititipkan lewat suami, jadi memang harus saling ridha dengan posisi masing2 agar rezekinya berlimpah.
ReplyDeleteAamiin..iya mba.. kalau kita bersyukur kan insya Allah nikmatnya ditambah..ingat janji Allah sj..hehe
Deletekarena dalam rezeki suami ada rezeki istri dan anak2 ya ...
ReplyDeleteSetujuuu..:D
DeleteUsaha keras, doa yang tak putus-putus, backup shalat Dhuha. Insha Allah joss
ReplyDeleteSalam hangat dari Jombang
Siap insya Allah, Dhe.. :D
DeleteAh, so sweet Mbak.
ReplyDeletePelajarn berharga bagi saya yang sedang belajar membina rumah tangga. Terima kasih untuk sharingnya, Mbak.
Sama-sama Mba... berumah tangga itu belajar seumur hidup mba..hihi..
DeleteSuka saya membacanya mbak... Saya masih sering nggak pede dengan status IRT mbak...
ReplyDeleteIya mba..manusiawi koq.. Saya jg sering kayak gitu..h3he
DeleteSubhannalloh, keren pisan. Ikut belajar dari mba arinta.
ReplyDeleteMba ety lebih kereeenn..:)
DeleteMasyaa Allah.
ReplyDeleteAyo doakan terus
Ayo mba.. Insya Allah selalu.. :)
DeleteSiiip, jadi ibu rumah tangga juga pekerjaan yang ruaarrr biasah. Keep Smile...*ala Caisar
ReplyDeleteBetul betul betul.. *upin ipin
DeleteLuar biasa, mak.
ReplyDeleteDikau enggak ikut halan2 jugak ke Swiss dll?
:)
kalo ke Swiss enggak mak, huhuhu...
DeleteAmin. Alhamdulillah, do'a istri turut membantu menyukseskan karir suami. Istri bahagia, suami senang. Selamat ya mba, senangnya bisa ke swiss gretongan :))
ReplyDeleteho oh Mba, alhamdulillah.. hehehe, walaupun saya ditinggal.. >_<
DeleteMantep bener ya mak, doa istri memang mujarab :)
ReplyDeleteinsya Allah mak..:)
Deletetoss mak, saya juga vsempat LDR 7 bln gara2 belum rela resign di jkt dan ikut ke ungaran..Alhamdulillah ada aja rejekinya, bisa jadi penulis dan ngantor di rumah...selamat ya mak buat prestasi suamimu, kereeen...
ReplyDeletemakasih mak.. mak dew2 juga keren banget..:)
DeleteDibalik suami yang hebat, terdapat doa istri yang mantap yaa.. hihihi :)
ReplyDeleteIiihhh..betul Mak Pungky.. :)
Deletedoa yang banyak buat suami kalo gitu :) Makasih udah diingatkan ya mak. Salam kenal
ReplyDeleteiya mbak..do'aaa terus mbak..hihi.. salam kenal juga mbak. :)
DeleteDisetiap Pria Sukses pasti ada Wanita dibelakangnya, baik itu Ibunya maupun Istrinya :)
ReplyDeleteAiiih...setuju mas irwin.. Salam kenal.. :)
DeleteSalam kenal juga Mba Arinta.. salam blogger chapter Tangerang
Deletedoa sang istri sangatlah penting untuk kelancaran rezeki sang suami ... :)
ReplyDelete