Ibu rumah tangga tulen yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang tidak berkarir di luar. Jadi karirnya 24 jam non stop di rumah. Jadi jangan ada yang protes ya, hehe..
Jangan dikira menjadi ibu rumah tangga itu nggak ada prestasinya. Saya sih meyakini bahwa prestasi seorang ibu adalah ketika bisa mencetak anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih, baik, bermanfaat untuk semua makhluq-Nya. Dan itu adalah cita-cita saya. Memang, cita-cita menjadi ibu terbaik memerlukan proses dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Tapi dengan usaha dan do'a, saya berusaha meraihnya.
Cita-cita saya yang lain adalah menjadi seorang penulis. Bermula ketika anak saya kecanduan buku-buku cerita, saya pun memutar otak agar anak saya tidak bosan dengan cerita yang itu-itu saja. Yah, maklum saja, budget saya untuk membeli buku per bulannya tidak seberapa. Dengan mengarang cerita sendiri, setidaknya saya terlatih untuk berimajinasi, dan yang paling penting adalah bisa menekan pengeluaran untuk membeli buku bagi Amay dan Aga.
Karena cita-cita saya itu, saya bergabung dengan beberapa komunitas menulis. Awalnya sempat ragu, karena di dalam komunitas itu banyak penulis-penulis yang sudah menelurkan puluhan buku. Sementara aku? Hehe... Tapi Alhamdulillah, banyak penulis baik hati yang mau membagi ilmu.
Karena cita-cita saya itu, saya pun harus pandai membagi waktu. Antara pekerjaan khas ibu-ibu, Amay, Aga, dan latihan menulis buku. Capek? Tentu. Kadang sampai bingung bagaimana mengatur waktu. Tapi saya memang harus #BeraniLebih Capek agar saya mendapatkan apa yang saya mau.
Kadang sebuah ide tiba-tiba terlintas dan meminta untuk segera dieksekusi. Tapi ya, masa saya harus berhenti nyuci? Pernah juga dengan lancar saya merapal sebuah rencana yang akan saya tuliskan. Tapi ya, masa sayuran yang akan dimasak itu harus ditinggalkan?
Saya sih percaya dengan kalimat "no pain, no gain". Untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan, ada harga yang mesti kita bayarkan. Sekarang, saya membiasakan diri untuk mengingat-ingat ide yang pernah muncul di kepala, lalu menuliskannya setelah semua tugas domestik saya terlaksana. Seperti saat ini, saya menulis ini setelah memastikan anak-anak saya dibuai oleh mimpi.
Facebook: https://www.facebook.com/arinta.adiningtyas
Twitter: https://twitter.com/arinta_arinta
bersusah2 dahulu bersenang2 kemudian...tapi saya salut lo sama irt yang ngeblog,keren^^
ReplyDeletehihi..iya Mak.. nulis sambil mata kriyip-kriyip karena ngantuk, wkwkwk...
DeleteHidup IRT ....*begaya pom pom girl
ReplyDeletesay i! say r! say t!! i! r! t! :D
DeleteIRT itu hadiahnya Surga in shaa Allah.
ReplyDeleteSemangat jadi IRT plus blogger plus penulis ya Mak ^_^
duuh..adem banget komennya Mak.. aamiin Mak.. semangat!!
DeleteTos mak..
ReplyDeleteDaku jg gentayangan di dunia ngeblogbkalau si kecil udh tdur...
Beginilah emak2, semangatnya tiada tara...
Tepuj tgn dulu utk para emak...yeayyyyy
toosss mak... hihi, banyak temannya...alhamdulillah :D
Deleteberani lebi capek ya mak
ReplyDeletejadi ingat dah buat laporan sambil ngerjain kerjaan rumah gegara ART kayak penampakan gitu
@guru5seni8
penulis di www.kartunet.or.id dan http://hatidanpikiranjenrih.blogspot.com
hihi..istilah baru, ART kayak penampakan. kadang muncul kadang enggak, gitu ya mbak? :D
Deletealhamdulillah, bisa menyempatkan menulis. kalau saya masih seperti dulu, di saat saya baru buka netbook (pinjam suami), suami bilang mi... leren dhisik. walah, sakitnya tuh di mata ini pedes karena emang kalau udah malem harus terpejam. tetap semangat saja....
ReplyDeletekalau sama bu ima sih saya mesti angkat topi. mengajar dg niat membagi ilmu, tdk semata-mata mencari lembaran berwarna biru (yg merah juga ding :D), udah gitu masihbisa bagi waktu utk nanam sayur dan beternak. duh, capeknya mesti tikel-tikel alias berlipat-lipat..hihi.. hebatnya lagi bu ima udh punya buku.solo. duuhhhh...
DeleteApa kata dunia kalo tak ada emak rumah tangga. Karena emak is the real hero.
ReplyDelete^__^
duh..jadi hero? pahlawan super ya mas? hehe..
DeleteCita-cita yang mulia mbak, semangatt selalu.. ^_^
ReplyDeleteaamiin.. makasih mak.. :)
DeleteCapek badan bila karena semangat untuk menggapai yang diinginkan, apalagi dibarengi dengan niat menggapai ridha-Nya, sungguh akan terasa menyenangkan :)
ReplyDeletebetul sekali pak. terima kasih sudah mampir.. :)
Delete