Ada di antara kita yang menyukai “kebebasan” dalam hidup,
tak mau mengikuti aturan dan bertindak semaunya sendiri. Ada pula yang patuh
pada aturan, karena tahu, aturan itu dibuat untuk kebaikan. Ada yang memandang
aturan sebagai pengekang, namun sebagian lain menafsirkannya sebagai pengendali
situasi, supaya kehidupan berjalan dengan tenang dan damai.
Ingatkah ketika anda melihat bayi mungil yang dibedong?
Mengapa dia dibedong? Memang ada yang mengatakan bahwa membedong bayi seperti
menyiksa karena tak membiarkan dia bergerak bebas. Tapi tahukah anda, dengan
dibedong, bayi bisa tidur lebih nyenyak dan lebih lama? Dia tidak terganggu dengan
gerakannya yang masih kaku dan sering, karena dia belum bisa mengontrol
gerakannya sendiri. Ini pengalaman saya si sebagai seorang ibu. Tadinya saya
juga berpikir, kasihan amat ni anak dibedong..tapi alhamdulillah, orang tua
saya dengan “warisan kunonya” memaksa saya membedong cucunya, dan saya
bersyukur karena itu.
Aturan itu seperti tali, kekang. Seekor kuda, dapat dikendalikan
oleh sang kusir delman dengan talinya. Bayangkan bila talinya lepas, dia akan
berlari kesana kemari mengganggu pengguna jalan atau masyarakat sekitar. See?
Pengekangan itu tak selamanya merugikan, bukan?
Begitu pun kita sebagai manusia, kita harus menyadari bahwa
kita mempunyai tali dan pengendalinya adalah Allah. Hal ini jika kita ingin
menjalani hidup dengan tenang, damai.
Apakah tali itu? Seperti firman Allah dalam surah Ali Imran
ayat 103, “Berpeganglah kamu semua pada tali Allah (agama Islam), dan janganlah
bercerai-berai, ingatlah kenikmatan Allah yang melimpah kepadamu, ketika kamu
semuanya bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), kemudian Allah melembutkan
hati-hatimu sehingga dengan itu kamu menjadi bersaudara (bersatu padu dengan
nikmat Islam). Saat itu kamu berada di tepi jurang kehancuran (karena kekufuran
semasa jahiliah), kemudian Allah menyelamatkan kamu. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu sekalian mendapat petunjuk.”
Dari ayat di atas, semoga kita menjadi insan yang selalu terikat
hatinya pada Allah, sehingga ketika kita berada di bibir jurang kemaksiatan,
Allah menjaga kita, mengendalikan kita dengan tali-Nya. Inilah sesungguhnya
kenikmatan itu..ketika kita dijaga Allah dari kesesatan yang mencelakakan.
Tali Allah (Agama Islam) memang penuh dengan aturan atau
hukum-hukum Allah. Itu semua bukan untuk menyusahkan kita sebagai penganutnya,
tetapi sesungguhnya merupakan pelindung kita supaya kita terhindar dari
perbuatan yang tidak hanya merugikan diri kita sendiri namun juga bagi orang
lain.
Renungan Jum’at
Ya Allah, buatlah hati saya,selalu terikat pada-Mu, pada
kebenaran-Mu… jangan lepaskan saya dari ikatan-Mu…
Wallahu a’lam bishawab (mohon maaf apabila terdapat kekeliruan, ini hanyalah analisa saya yang fakir ilmu)
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...